JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Di Indonesia malam minggu menjadi waktu bagi para muda-mudi untuk menghabiskan waktu dengan kekasihnya. Atau bisa dikatakan akhir pekan yang digunakan untuk berkencan.
Setiap malam minggu, banyak pasangan yang menghabiskan waktu untuk menikmati waktu bersama, entah jalan hanya berdua dengan segala rencananya atau juga bisa berkumpul dengan teman-teman.
Kegiatan berkencan bisa beragam, ada yang janjian makan di cafe, ada yang hanya sekedar nongkrong sambil mengobrol, dan ada pula yang kencan untuk nonton bareng di bioskop.
Atapun bisa melakukan hal lain, pada intinya mereka hanya ingin menyempatkan diri untuk pergi bersama bersenang-senang dengan pasangannya menghabiskan waktu di Sabtu malam atau malam minggu.
BACA JUGA:Hasil Pertandingan Liga Italia: Juventus vs Napoli, Si Nyonya Tua Menang Tipis 1 - 0
Namun pernahklah kalian tahu dari mana hari Sabtu menjadi hari yang spesial untuk berpacaran? dan mengapa identik sabtu malam sebagai malam yang romantis untuk dihabiskan waktu dengan kekasih?
Melihat dari kalender di Indonesia, hari minggu ditetapkan sebagai hari libur nasional. Masyarakat pada umumnya mengenal dengan istilah akhir pekan dimulai pada hari Sabtu dan Minggu. Namun tidak semua mengganggap sama, karena sebagain dari kita mungkin masih bekerja di hari tersebut.
Pada dasarnya, malam minggu bisa menjadi hal yang romantis karena dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satunya adalah hari libur.
Asal Muasal Istilah Malam Minggu Identik Pacaran
Wartafeno menjelaskan revolusi industri yang berkembang masif sejak James Watt sukses menemukan mesin uap mengambil peran penting dalam budaya kerja masyarakat modern.
Jika dulu manusia bekerja hanya mengandalkan kekuatan otot dan menghafal kondisi alam, kini kehadiran mesin mulai memudahkan beban kerja dan meningkatkan produktivitas bisnis.
BACA JUGA:Pesan Menteri PUPR ke Pengembang Perumahan Subsidi: Tingkatkan Kualitas Konstruksi Bangunan di 2024
Dulu para pekerja hanya memiliki libur sehari, di hari Minggu saja. Nah, libur cuma sehari inilah yang dirasa menyiksa oleh banyak kalangan pekerja.
Lalu, lahirlah praktik “Saint Monday” yang meracuni para pekerja di Inggris. Saint Monday merupakan “tradisi bolos kerja” di hari Senin yang telah ada sejak abad 17 lalu. Hari di mana para pekerja sengaja meliburkan diri untuk melanjutkan istirahat atau bersenang-senang. Gerakan ini merupakan wujud protes terhadap kapitalisme para pemilik bisnis.
Mereka sadar bahwa orang-orang yang mempekerjakan mereka bisa bersenang-senang setiap harinya. Dari situ pekerja menuntut “hak yang sama” apalagi pada praktiknya, beban bekerja mereka lebih berat dan melelahkan secara fisik.
Gerakan ini lantas menyebar ke seluruh Eropa. Banyak pekerja meluapkan kepenatan dengan minum-minum, sabung ayam dan kesenangan lainnya. Bahkan ada lagu rakyat abad ke-18 dari Sheffield, Inggris, yang berjudul “The Jovial Cutler” yang menggambarkan semangat perlawanan kelas pekerja dan sekaligus menjelma anthem para pekerja kala mengkhidmati Saint Monday.