Sisanya, diberikan kepada organisasi nirlaba lain yang bekerja di Israel, khususnya bantuan untuk anak-anak.
Ia juga menambahkan, para karyawan Disney juga turut berpartisipasi memberikan donasi dengan program Disney's Matching Gifts. Tak main-main, sumbangan para karyawan Disney berhasil terkumpul hingga 25 ribu dolar AS atau sekitar Rp392 juta.
Akibat donasi yang dilakukan Disney tersebut, seruan boikot Disney pun langsung ramai di media sosial, termasuk Indonesia. Seperti komika Soleh Solihun pada Jumat, 10 November 2023, ia menuliskan di akun X miliknya @solehsolihun "100 tahun bikin karya untuk menghibur anak-anak, eh sekarang malah ngasih bantuan buat negara yang membunuh anak-anak. Shame on you @Disney."
Berbagai tanggapan pun membanjiri cuitan milik Soleh Solihun.
Seperti @ameliawillys menuliskan, "Maaf @Disney aku hapus mimpi aku buat ke Disneyland." tulisnya.
Kemudian ada juga balasan dari @annisaaghfr, "sebagai pecinta Disney sejak balita.. aku sangat patah hati, tidak ada yang bisa dilakukan..bye Disney..".
Pernyataan CEO Walt Disney juga berdampak pada Film The Marvels menghadapi kenyataan pahit dengan menerima pendapatan akhir pekan pembukaan terburuk sepanjang sejarah MCU.
Film terbaru MCU ini hanya menghasilkan 47 juta dolar AS (Rp738,6 miliar) di dalam AS selama akhir pekan debutnya.
Prediksi awal menunjukkan bahwa film tersebut akan meraup antara 75 hingga 80 juta dolar AS di AS. Secara global, The Marvels hanya mengumpulkan 63,3 juta dolar AS (Rp 994,8 miliar) dalam penjualan tiket, menjadikan perolehan totalnya menjadi 110,3 juta dolar AS (Rp 1,7 triliun).
Meskipun para kritikus tidak begitu antusias terhadap The Marvels, yang memberikan film tersebut 62 persen di Rotten Tomatoes, penonton lebih menerima film ini dengan skor 85 persen. Namun, Disney masih harus berjuang keras untuk menarik penonton ke bioskop untuk film MCU ke-33 itu.
Perlu diingat juga, selain mendukung genosida, Disney melalui Marvel Studios juga secara terbuka menyatakan dukugannya terhadap komunitas LGBT.
CEO Disney Bob Chapek saat itu mendapat kecaman setelah sebuah memo bocor.
Isinya menjelaskan keputusan Disney untuk tetap diam tentang undang-undang kontroversial tersebut.
Sementara itu, petinggi Disney menyatakan bahwa mereka dengan tegas mendukung karyawan LGBTQ+.
"Pernyataan perusahaan tidak banyak mengubah hasil atau pikiran. Sebaliknya, mereka sering dipersenjatai oleh satu pihak atau pihak lain untuk memecah belah dan mengobarkan lebih jauh. Sederhananya, mereka bisa menjadi kontraproduktif dan merusak cara yang lebih efektif mencapai perubahan,” kata para petinggi.
Sementara layanan video streaming milik Disney, Disney+, secara global mencatat kenaikan 2,8 persen jumlah pelanggan menjadi 150,2 juta pada November 2023.