Hingga akhirnya ia pun mulai mengoleksi buku-buku kembali dan sekaligus dijadikan sebagai pekerjaan, yaitu berjualan buku.
"Ini awalnya dulu saya punya buku itu sudah banyak terus kebanjiran di kosan, akhirnya pada rusak, hilang. Nah akhirnya dikoleksi sekaligus dijadikan kerjaan, dijadikan jualan buku," ujar Habib Jafar.
Tempat ia mengumpulkan buku-bukunya diberi nama Warung Sejarah RI. Hal ini ia lakukan supaya buku-buku tersebut tidak terbengkalai dan ada yang mengurusnya.
Habib Jafar mengaku bahwa koleksi buku-buku tersebut sebagian ada yang dijual, yang mana buku yang telah dibacanya yang akan dijual.
Ia berinisiatif mengoleksi sekaligus menjualnya karena berawal dari buku pribadi, lalu ada orang yang meminta Habib Jafar untuk menjualkan buku pribadinya melalui media sosial Habib.
Diketahui Habib Jafar memiliki hobi baca yang sudah tertanam sejak kecil. Bahkan orang tuanya memiliki prinsip bahwa rak TV tidak boleh lebih besar dari rak buku.
BACA JUGA:
- Berapa Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung WHOOSH? Yuk, Cek Infonya!
- Keji! Mertua Biadab Bunuh Menantu Yang Sedang Hamil di Pasuruan
- Daftar Negara yang Pro Resolusi PBB ke Israel, Indonesia Pihak Siapa?
Prinsip dari orang tuanya itulah yang membuat Habib suka membaca dan mengoleksi buku.
Habib Jafar pun menjelaskan bahwa koleksi buku langka yang ada di ruang perpustakaan tersebut jumlahnya sekitar 14 ribuan dan sebagiannya untuk dijual.