Selain itu, shalat meminta hujan juga mengajarkan kita untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah SWT dalam segala hal. Kita sebagai manusia memiliki keterbatasan yang tidak dapat kita hindari.
Karena itu, walaupun kita memiliki biji-bijian, lahan pertanian, dan teknologi canggih, kita tetap membutuhkan hujan agar segala upaya kita dapat berbuah.
Dengan shalat meminta hujan, kita mengakui bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya berjalan atas izin Allah SWT, dan kita merupakan hamba yang lemah yang selalu membutuhkan-Nya dalam setiap langkah nya.
Pada zaman Rasulullah, praktik shalat istisqa sudah pernah dilakukan. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.,
"Nabi Muhammad SAW. keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau shalat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah, dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, dan membalikkan selendang sorbannya dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya," (HR. Imam Ahmad).
BACA JUGA:
- Tata Cara Shalat Sunnah Sebelum Subuh dan Keutamaannya
- Bacaan Niat Shalat Dhuha Arab, Latin, dan Terjemahan Serta Manfaat Bagi yang Mengamalkannya
Menurut para ulama, hukum melaksanakan shalat istisqa adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Shalat istisqa dilaksanakan setelah matahari terbit di atas permukaan bumi ataupun pada sore hari. Waktu diharamkannya yaitu ketika matahari tepat berada di atas kepala atau ketika sudah terbenam.
Tata Cara Shalat Istisqa
- Sebelum melakukan shalat istiqa, masyarakat diimbau untuk berpuasa terlebih dahulu selama 3 (tiga) hari.
- Pada hari keempat, seluruh masyarakat berkumpul ditengah lapangan pada waktu yang telah ditentukan.
- Tanpa didahului adzan dan iqamah, imam dan makmum membaca niat shalat istisqa.
- "Ushalli sunnat al-istisqai, rak'ataini mustaqbil al-qiblati (imaman/makmuman) lillahi taala"
- Setelah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
- Di setiap rakaatnya, imam membaca surat Al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas (jahr).
- Dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk diantara dua sujud, dan duduk tahiyat akhir di rakaat kedua dengan diakhiri salam.
- Setelah itu, imam menjadi khatib untuk menyampaikan khutbah yang didengarkan oleh seluruh jamaah.
Rukun dan Tata Cara Khutbah Shalat Istisqa
Khutbah terdiri dari 2 khutbah dengan cara berdiri dan sekali duduk diantara kedua khutbah. Sama seperti khutbah pada shalat Id, khatib membaca takbir sebanyak 9 kali pada khutbah kedua dan takbir sebanyak 7 kali pada khutbah kedua.
Adapun materi khutbah yang disampaikan dapat berupa ajakan untuk meminta ampunan atas segala dosa, bertaubat, serta memperbanyak istigfar kepada Allah SWT dengan harapan apa yang menjadi doa dan kebutuhan umat saat terjadi kekeringan ini dapat diijabah.