Mereka menemukan ada pasir putih halus dari perut gunung. Para peneliti menduga bahwa pasir tersebut merupakan unsur alam yang dipakai dalam teknik meredam guncangan gempa pada struktur bangunan.
Selain itu, Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) dari Instansi Staf Khusus Bidang Bantuan Sosial dan Bencana yang dikoordinir Andi Arief menghimpun para peneliti untuk bergotong-royong melakukan riset. Alhasil, dua tahun kemudian ditemukan fakta yang mencengangkan.
Para peneliti menemukan informasi bahwa usia dari situs tersebut lebih tua dari kesimpulan penelitian sebelumnya. Bahkan, luas dari situs Gunung Padang pun ternyata lebih luas dari situs yang selama ini dinilai sebagai situs megalitikum terbesar Indonesia yakni Candi Borobudur.
Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan megalitikum. Situs Gunung Padang bukanlah gunung aktif, tetapi lebih tepat dikatakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 885 mdpl, luas kompleks utamanya sekitar 900 m², dan luas areal sekitar 3 ha.***