Runtuhnya masa pemerintahan Mary I bersamaan dengan meninggalnya sang ratu akibat wabah influenza pada 17 November 1558. Ratu Mary I dimakamkan di Westminster Abbey.
BACA JUGA:Sejarah Louis Vuitton, Brand Terkenal Lahir Dari Tukang Koper
Pendapat Sejarawan
Sejarawan Anna Whitelock mengatakan, pemerintahan Mary telah mengubah banyak aturan perang, termasuk politik.
Para sejarawan melabeli Mary sebagai sosok fanatik terhadap agama, mengatur kembali bidang militer, membangun kembali angkatan laut.
Whitelock mengungkapkan, Mary adalah pemimpin satu-satunya yang memberontak dan berhasil melawan pemerintah pusat di Inggris pada abad ke-16.
BACA JUGA:Sejarah Mie Instan, Fakta Dan Dampak Bagi Tubuh
Mary dikenang karena kegagalannya mempertahankan Calais. Namun sebelumnya, dia mampu membuat pasukan Inggris dan Spanyol melakukan penangkapan Saint-Quentin, yang menewaskan 3.000 orang dan menahan 7.000 orang ditangkap.
Terkait pembantaian, eksekusinya menjadikan dirinya dikenang sebagai Bloody Mary.
Padahal, ayahnya, Henry VII, juga pernah mengeksekusi 81 orang karena dianggap sesat. Begitu pula dengan saudara tirinya, Ratu Elizabeth I.***