Raja Ampat Diduga Jadi Jalur Awal Pelayaran Manusia Modern ke Australia

Raja Ampat Diduga Jadi Jalur Awal Pelayaran Manusia Modern ke Australia

Raja Ampat--

Radarpena.disway.id, Jakarta – Kawasan Raja Ampat di Papua Barat Daya selama ini dikenal dunia sebagai surga bawah laut. Namun, temuan dan hipotesis baru dari kalangan arkeolog dan ahli migrasi manusia purba membuka wajah lain dari wilayah ini. Raja Ampat diduga kuat pernah menjadi jalur penting pelayaran awal manusia modern ketika mereka pertama kali meninggalkan Asia dan menuju Australia dan Melanesia puluhan ribu tahun lalu.

 

Wilayah Strategis di Jantung Wallacea

Secara geografis, Raja Ampat terletak di ujung timur gugusan pulau-pulau Wallacea, sebuah zona transisi antara Asia dan Australia yang kaya biodiversitas dan menjadi jalur laut alami bagi manusia Homo sapiens yang bermigrasi sekitar 65.000–50.000 tahun yang lalu.

Saat itu, manusia modern sudah memiliki kemampuan membuat alat batu, berburu, dan—yang paling penting—kemampuan pelayaran dasar. Untuk mencapai Australia dari Asia Tenggara, mereka tidak bisa berjalan kaki karena tidak semua daratan saling terhubung. Sebaliknya, mereka harus menyeberangi laut, dan Raja Ampat menjadi salah satu lintasan logis dalam rute pelayaran kuno itu.

BACA JUGA:5 Pantai Tercantik di Jawa Tengah yang Wajib Dikunjungi saat Liburan: Dari Parangtritis hingga Karang Bolong

BACA JUGA:7 Tempat Wisata Terbaru dan Paling Hits di Sungailiat Bangka, Bikin Feed Instagram Makin Kece!

Laut Tenang, Pulau Dekat, Sumber Daya Melimpah

Karakteristik Raja Ampat sangat mendukung kehidupan awal manusia:

  • Pulau-pulaunya berdekatan, memungkinkan perpindahan menggunakan rakit atau perahu sederhana.
  • Arus laut yang relatif tenang dibandingkan perairan terbuka di Laut Banda.
  • Sumber daya laut yang kaya, termasuk ikan, kerang, dan terumbu karang, memberikan cadangan makanan yang cukup untuk komunitas kecil migran.

"Jika manusia purba berlayar dari Halmahera menuju pesisir Papua, maka Raja Ampat adalah titik singgah logis sebelum menyeberang lebih jauh ke selatan," ungkap seorang peneliti migrasi manusia di Pusat Arkeologi Nasional.

 

Belum Ada Bukti Fisik, Tapi Potensi Tinggi

Meski belum ditemukan bukti arkeologis konkret di Raja Ampat—seperti perahu kuno atau situs kamp purba—banyak peneliti percaya bahwa wilayah ini menyimpan potensi besar untuk mengungkap jejak pelayaran awal manusia. Penelitian lebih lanjut dan ekskavasi arkeologis mendalam masih dibutuhkan.

Riset DNA dari penduduk asli Papua dan Melanesia juga menunjukkan garis keturunan yang sangat tua, memperkuat hipotesis bahwa Papua dan sekitarnya dihuni manusia modern sangat awal dalam sejarah migrasi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: