Fakta: 3 dari 4 Penderita Diabetes Kesehatan Mentalnya Terganggu
Kesehatan Mental/ilustrasi-ilustrasi-Berbagai Sumber
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Penderita diabetes umumnya mengalami gangguan kesehatan jiwa atau mental.
Demikian diungkapkan Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dan metabolik, dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD.
Dikatakannya berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) 3 dari 4 pasien mengalami gangguan kesehatan mental.
Tak hanya itu, data dari IDF juga menyebutkan 4 dari 5 pasien diabetes juga mengalami depresi atau burn out.
"Ya, terkait dengan diabetes tadi kan datanya dari IDF menyebutkan 3 dari 4 orang yang diabetes itu Anxiety, cemas, depresi, terkait dengan diagnosisnya," ujar dr. Rulli ditemui di Jakarta Selatan, Jumat 15 November 2024.
BACA JUGA:
"4 dari 5 itu burn out terhadap ininya, dia harus cek gula darah, harus ke dokter.Jadi kondisi mental itu bisa berpengaruh misalnya jadi dia malas minum obat, malas ngecek atau bahkan kondisi stres," tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD mengungkapkan mengapa penderita diabetes bisa terkena gangguan mental karena pada saat stres akan mengeluarkan hormon kortisol yang dapat menghambat kerja hormon insulin.
"Nah stres itu akan mengeluarkan yang kita bilang namanya hormon kortisol. Kortisol itu berlawanan kerjanya dengan insulin, jadi akan lebih menaikan gula darahnya karena kortisolnya lebih tinggi. Jadi memang ada pengaruh dari kondisi stresnya atau mentalnya," ujarnya.
Oleh karena itu, selain mengontrol asupan kalori gula, penderita diabetes juga harus mengecek level depresi yang dialaminya ke psikiater.
"Makanya kita harus asesmen misalnya depresinya, apakah depresinya levelnya berapa, kecemasan levelnya berapa. Tentu kita bisa, kalau memang seperti itu bisa ada kemungkinan kita melibatkan psikiater, psikolog," tuturnya
BACA JUGA:
Tak ketinggalan, dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD juga menghimbau pentingnya dukungan dari orang sekitar seperti keluarga kepada penderita diabetes.
"Yang pasti adalah care givernya, orang-orang sekitarnya itu. Orang-orang sekitarnya itu jadi kayak misalnya tadi mbaknya tadi, bapaknya yang sakit dan sebagainya Jadi itu juga harus memberikan vibe yang positif terhadap pasien, jangan sampai pasien merasa sudah sakit. Terus merasa dilambat-lambat dan ditelan-telan," pungkasnya.(zahro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: