Waspada! Alzheimer Mengancam Anak Muda, Mulai dari Gangguan Pendengaran, Penglihatan, hingga Psikologis

Waspada! Alzheimer Mengancam Anak Muda, Mulai dari Gangguan Pendengaran, Penglihatan, hingga Psikologis

Memahami faktor risiko alzheimer sejak dini.-Annisa Zahro-radarpena.disway.id

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Demensia alzheimer merupakan salah satu gangguan kognitif yang ditandai dengan penurunan gejala Demensia secara terus menerus semakin memburuk.

Adapun gejala demensia secara umum seperti penurunan daya ingat, sulit fokus, masalah daman berbicara dan bahasa, sulit melakukan perencanaan, disorientasi tempat dan wakti, kesulitan memahami visuospasial, perubahan perilaku, hingga delusi dan halusinasi.

Gejala ini memang banyak dialami oleh orang yang telah lanjut usia. Namun begitu, dokter spesialis neurologi Prof Dr dr Yuda Turana, SpN menjelaskan, alzheimer meruakan kondisi di mana penuaan otak terjadi begitu cepat dari yang seharusnya. Kondisi ini juga tidak bisa diobati, tetapi dapat diperlambat prosesnya.

"Sampai saat ini nggak ada yang bisa menyetop proses tadi, seiring juga memang penuaan kita enggak bisa stop, tapi yang bisa kita lakukan adalah memperlambat prosesnya," terang Yuda ketika ditemui di Unika Atma Jaya Semanggi, Jakarta, 20 September 2024.

Sementara itu, demensia alzheimer dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari genetik hingga gaya hidup.

BACA JUGA:

"Kalau di keluarga ada yang kena penyakit degeneratif, termasuk parkinson, demensia alzheimer, risiko tentu lebih besar. Apalagi ada faktor risiko lain, terasuk yang modifiable" lanjutnya.

Yuda mengungkapkan bahwa faktor ini sudah banyak ditemukan di Indonesia, seperti merokok, polusi, hingga aspek psikologis. Pada anak muda, salah satu kondis yang lazim adalah gangguan pendengaran dan kesulitan berkonsentrasi akibat pengaruh gadget.

"Ada gangguan pendengaran, sulit berkonsentrasi, karena gadget itu dipegang oleh anak muda, pakai headset, kemudian seringkali banyak mobilitas tinggi, di tempat keramaian, konsekuensinya volume dinaikkan. Jangka panjang, itu gangguan pendengaran," papar Yuda.

Bahkan, gangguan pendengaran juga menjadi salah satu gejala alzheimer yang perlu diwaspadai.

"Gangguan pendengaran itu, mungkin yang harus diaware, itu faktor risiko yang bahkan dari data itu lebih besar dari diabetes dan hipertensi. Awareness harus ditingkatkan," tandasnya.

Maraknya penggunaan gadget ini juga berpengaruh pada gangguan penglihatan karena layar yang langsung terpapar ke mata. Tanda-tanda gangguan ini perlu diwaspadai dan dipahami sebagai faktor risiko terjadinya alzheimer untuk deteksi dini sehingga bisa mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

"Faktor risiko itu saat diskusi di umur 60 tahun atau 40 tahun, bukan. Kalau otak mengerut akhirnya mengecil, itu start dari usia muda. Sehingga, pendekatan siklus hidup faktor risiko yang dimulai dari sebenarnya usia yang sangat dini," tuturnya.

Bahkan, beberapa jurnal juga menyebut bahwa otak manusia ditentukana sejak sebelum di kandungan. Ia pun mencontohkan ibu yang kurang gizi atau stunting berisiko menurunkan ke anak yang dilahirkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: