Begini Penjelasan BMKG Soal Jakarta yang Diguyur Hujan saat Musim Kemarau
Ilustrasi Saat Hujan -iStock-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan soal Jakarta diguyur hujan meski masih musim kemarau.
Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, wilayah Jakarta diguyur hujan dengan instensitas sedang hingga lebat.
Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menerangkan, penyebab Jakarta diguyur hujan meski musim kemarau dikarenakan adanya dinamika atmosfer skala regional - global yang cukup signifikan.
Dia menyebut munculnya aktivitas fenomena Maddan Julian Oscillation (MJO) Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Selain itu, lanjut Guswanto, suhu muka air laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia menimbulkan kontribusi pertumbuhan awan hujan yang signifikan di wilayah Indonesia.
"Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," Kata Guswanro melalui keterangan tertulis dikutip Minggu, 7 Juli 2024.
BACA JUGA:
- Jakarta Diguyur Hujan Deras Disertai Angin Kencang 6 Juli 2024, 4 Pohon Tumbang
- Jakarta Diguyur Hujan Disertai Angin Kencang, 26 Pohon Tumbang Timpa Rumah hingga Mobil
Sehingga kata Guswanto meski Jakarta masih berstatus musim kemarau akan tetap turun hujan. Namun intensitas curah hujan yang mengguyur Jakarta masih di bawah 50 mm/dasarian.
Guswanto menerangkan, sebagian besar wilayah Indonesia yang musim kemarau di bulan Juli dan Agustus 2024 yaitu sebanyak 77,27 persen.
Di mana lanjut Guswanto, 63,95 persen durasi musim kemarau diprediksi terjadi selama 3 hingga 15 dasarian.
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani memprakirakan wilayah Jakarta berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang pada periode 5 - 11 Juli 2024.
Sejumlah wilayah lain juga yang berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yakni Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.
Berdasarkan fenomena tersebut, Andri meminta masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, dataran tinggi, juga sepanjang daerah aliran sungai agar mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang.
Andri juga mengingatkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan hujan sebagai cadangan air untuk menghadapi musim kemarau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: