Sadis! Bayi Usia 6 Hari Ditendang dan Ditempeleng Ayah Kandungnya

Sadis! Bayi Usia 6 Hari Ditendang dan Ditempeleng Ayah Kandungnya

Ilustrasi bayi.-Foto: Unsplash.com/LumaPimentel-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Seorang Ayah di Surabaya tega aniaya bayinya yang berusia 6 hari, ia tega menganiaya bayinya dengan cara menempeleng bahkan hingga membanting bayi tersebut.

Meski tidak ada luka serius, tetapi tubuh bayi yang masih mungil itu mengalami sejumlah memar.

Ayah yang tega kepada anaknya itu berinisial R (29). Kepala DP3A-PPKB Surabaya Ida Widayati menyatakan bahwa R kerap menuduh istrinya N (27) melahirkan anak yang bukan anak kandungnya.

"Malam kejadian itu anaknya dituduh bukan anaknya. Sudah sering, sejak hamil tujuh bulan dicurigai sama suaminya," kata Kepala DP3A-PPKB Surabaya Ida Widayati dalam keterangannya, pada Minggu, 21 April 2024.

Pada puncaknya, R menuduh istrinya lagi dan emosinya tidak terkendali. Bocah mungil ini pun menjadi pelampiasan kemarahan R, dipukul dan dibanting di alat tidur pelak plastik.

Meski tidak mengalami luka serius, tubuh mungil E mengalami memar-memar akibat perbuatan ayahnya.

BACA JUGA:

Ida menceritakan bahwa R menjadi pengangguran selama kurang lebih satu bulan. Hal itulah yang dia duga menjadi salah satu penyebab emosinya tidak terkontrol.

"Bayinya usia enam hari. Ditempelengi, lalu dibanting. Sampai memar-memar," ujarnya. 

Setelah kejadian, E dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan.

Untungnya, E tidak mengalami luka serius dan tidak perlu dirawat inap. Kasus ini dilaporkan ke Polda Jatim pada 17 April 2024 lalu. R ditangkap pada 18 April 2024 setelah visum medis dan psikiatri.

"Sudah ditangkap suaminya. Ditangkapnya Kamis, 18 April 2024 setelah visum medis, psikiatri, lalu ditangkap" jelasnya.

Ida menyampaikan bahwa DP3A Surabaya terus memberikan pendampingan kepada N dan E, termasuk bantuan psikolog dan shelter perlindungan anak dan perempuan.

"Alhandulillah kondisi bayinya sudah membaik. E mendapatkan bantuan dari DP3A dengan susu formula karena ASI dari ibunya kurang maksimal, serta keduanya dibantu durawat di shelter perlindungan anak dan perempuan," paparnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: