Isi Pidato Dubes Israel yang Membuat Menlu Retno Marsudi Walk Out Saat Debat DK PBB
Menlu Retno Marsudi dan beberapa diplomat dari negara lain walk out saat dubes Israel pidato di Sidang PBB.-Foto: Instagram.com/@ussfeeds-
Dilansir dari Al Mayadeen, Jumat, 26 Januari 2024, Erdan juga menentang ide gencatan senjata, dengan keyakinannya bahwa Hamas akan tetap berkuasa. "Ini bukanlah perang yang dipilih Israel.
Tapi kami akan mempertahankan masa depan kami sama seperti Anda masing-masing membela masa depan negara Anda," Ucapnya. Ia juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kembali menegaskan narasi Israel atas dugaan ancaman Iran.
BACA JUGA:
- Operasi Senyap Densus 88 Tangkap Ketua RT di Solo, Terduga Teroris bersama 10 Orang Lainnya
- Pendaftaran Sekolah Kedinasan 8 Instansi Ini Segera Dibuka
Dikatakannya ada limpahan konflik yang tiba-tiba muncul karena satu negara. "Limpahan konflik tidak terjadi secara ajaib. Itu sudah direncanakan dan diinstruksikan," klaimnya lebih lanjut.
Erdan pun menuduh bahwa intersepsi AS baru-baru ini terhadap sebuah kapal dalam perjalanan ke Yaman "adalah bukti nyata siapa yang mendalangi penyebaran ini". Menurutnya, Iran selalu berdiri di bawah bayang-bayang dan mengambil tindakan.
"Setiap negara di kawasan ini telah terkena dampak teror Iran. Mereka tidak akan berhenti untuk memperluas hegemoni Syiah," kata Israel menggeser pembahasan Palestina ke Iran.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menganggap penolakan Israel yang jelas dan berulang kali terhadap solusi dua negara tidak dapat diterima. Perlu diketahui ini jugalah yang membuat konflik terus terjadi di wilayah itu, sejak 1948.
Ia menyatakan kekhawatirannya bahwa sikap seperti itu dapat memperpanjang perang. Karenanya tindakan Israel tak bisa diterima.
"Penolakan yang jelas dan berulang-ulang pada minggu lalu terhadap solusi dua negara di tingkat tertinggi pemerintahan Israel tidak dapat diterima," tegas Guterres.
"Penolakan ini, dan penolakan terhadap hak kenegaraan rakyat Palestina, akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global tanpa batas waktu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: