Diungkit Anies, Ini Tanggapan Jokowi Soal Utang Pemerintah
Presiden RI Joko Widodo.-Foto: Instagram.com/@Jokowi-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Presiden Joko Widodo mengungkapkan, rasio utang Indonesia saat ini masih dalam kondisi baik dan bahkan tidak melanggar ketentuan pada undang-undang.
Yaitu hingga 60% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Kritik tersebut banyak disampaikan Anies dalam Debat Ketiga Calon Presiden 2024. Calon Presiden yang diusung Partai Nasional Demokrat itu menilai kesejahteraan abdi negara di era Jokowi tidak dipikirkan dengan serius.
Debat Capres 2024.-Foto: Instagram.com/@beritasatu-
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengatakan rasio utang terhadap PDB yang ideal adalah 30%. Sementara menurut Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto rasio utang luar negeri terhadap PDB Indonesia merupakan salah satu yang terendah di dunia.
"Kita bisa sampai 50% nggak masalah, kita tidak pernah default, kita dihormati di dunia," ujarnya dalam debat capres ketiga di Istora Senayan, Jakarta.
BACA JUGA:
- Prabowo Geleng-geleng, Enggan Ungkap Data Negara di Forum Debat
- IHSG Ikut Terkerek, Awal Tahun 2024 Saham Bank-Bank Besar Melonjak!
- LRT Jabodebek Telah Layani Lebih dari 4 Juta Pengguna Sepanjang Tahun 2023
Pernyataan ini untuk menanggapi kritik dari calon presiden nomor urut 1 yakni, Anies Baswedan dalam debat capres kemarin pada Minggu, 7 Januari 2024.
"Undang-undang kan memperbolehkan sampai maksimal 60 persen. Kita juga harus melihat bahwa utang kita dibanding dengan GDP itu masih pada kondisi baik dan aman lah, masih di bawah 40 persen kan," kata Jokowi saat kunjungan kerja ke Banten, dikutip melalui Detik, Senin 8 Januari 2024.
Ia bahkan mengklaim rasio utang pemerintah lebih baik ketimbang negara yang lain, bahkan dibandingkan dengan negara besar. Namun, Jokowi tak menyebutkan negara-negara apa saja yang dimaksud.
Sebagai catatan, Rasio utang Indonesia pun tercatat mengalami perbaikan signifikan. Per akhir November 2023, debt to GDP ratio utang RI adalah 38,11%, dengan nilai utang mencapai Rp 8.041 triliun.
Rasio itu lebih baik dari posisi Desember 2022 yang mencapai 39,7%. Demikian juga turun dari puncak debt to GDP di tengah pandemi pada posisi Desember 2021 sebesar 40,7%.
"Ingat negara besar itu sudah 260%, ada yang 220%, di tetangga kita nggak saya sebut negaranya ada yang 120%, ada yang 66%," kata Jokowi.
Menurut eks Gubernur DKI Jakarta ini, hal terpenting adalah utang yang dipakai harus produktif. Memberikan keuntungan kepada negara dan bisa terus dibayarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: