Mengenal Mantan Menlu AS Henry Kissinger, Seorang Yahudi Peramal Kehancuran Israel!
Henry Kissinger adalah salah satu Menlu fenomenal dalam sejarah Amerika Serikat. Diplomat berdarah Jerman-Yahudi ini kembali membuka hubungan antara Beijing dan Washington dengan taktik diplomasinya yang dikenal sebagai Ping Pong Diplomacy.
Mantan Presiden AS Henry Ford menyebut Kissinger sebagai "menteri luar negeri yang super". Dia menyebut Kissinger sebagai karakter yang keras kepala dan percaya diri, yang oleh para kritikus cenderung digambarkan sebagai paranoid dan egois.
Ford pernah mengungkapkan dalam sebuah wawancara tahun 2006, seperti dikutip dari CNBC, bahwa Henry Kissinger dalam pikirannya tidak pernah melakukan kesalahan. Ia memiliki kulit tertipis di antara figur publik manapun yang pernah dikenalnya.
Meskipun telah pensiun dari dunia politik, Kissinger tetap aktif dalam memberikan komentar mengenai isu-isu global.
Pandangannya sering kali diminati oleh media dan dipertimbangkan oleh para pemimpin dunia dalam menghadapi tantangan geopolitik.
Di tahun-tahun terakhirnya, hidupnya masih dipenuhi dengan upaya negara-negara lain untuk menangkap atau menginterogasinya mengenai kebijakan luar negeri AS di masa lalu.
BACA JUGA:
- Lowongan Kerja Astra International Tbk AUTO 2000, Cek Ricek Posisi yang Dibutuhkan dan Persyaratannya!
- Update Harga Emas Pegadaian 30 November 2023, Akhir Bulan Kompak Naik, Cek Daftar Nilainya!
Saat hubungan antara AS dan China masih dalam titik yang panas, Kissinger mendadak ke Beijing, China, pada Juli 2023 untuk bertemu Presiden Xi Jinping.
Sementara itu, salah satu isu geopolitik yang disebutkannya adalah keberadaan negara Israel yang dinilai kontroversial karena mengusir warga Arab Palestina dari tanah airnya.
Pada tahun 2012, Kissinger meramalkan bahwa negara Israel akan lenyap dalam 10 tahun ke depan, atau lebih tepatnya, pada tahun 2022. Ia menulis hal ini dalam sebuah opini di New York Post.
Prediksi mantan Menteri Luar Negeri AS itu disampaikan di saat ketidakstabilan politik dan keamanan di Timur Tengah akibat serangan Israel di Jalur Gaza.
"Dalam 10 tahun, tidak akan ada lagi Israel," tuturnya.
Terlepas dari berbagai penilaian tentang peran dan kebijakannya, tidak dapat dipungkiri bahwa Kissinger adalah salah satu diplomat paling berpengaruh dan kompleks dalam sejarah Amerika Serikat.
BACA JUGA:
- Profil Zivanka: Lulusan Termuda ITB dari Program Studi Teknik Mesin yang Baru Berusia 19 Tahun
- Kecewa! Joe Biden Minta Maaf ke Palestina dan Pimpinan Islam AS: Saya Janji Akan Berbuat Lebih Baik!
Di balik banyaknya pujian terhadap Kissinger karena kecerdasan dan pengalamannya yang luas, banyak pula yang menyebutnya sebagai penjahat perang karena dukungannya terhadap kediktatoran anti-komunis, khususnya di Amerika Latin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: