Sejumlah Aliansi Mahasiswa Menuntut untuk Segera Cabut Izin Grab di Indonesia
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Sejumlah mahasiswa pendemo meminta pemerintah untuk mencabut izin dari aplikasi Grab karena dianggap telah bertentangan dengan posisi pemerintah Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Tidak hanya terjadi di Medan, aksi serupa juga dilakukan seratusan orang dari Aliansi Mahasiswa Peduli Palestina di Padang, Sumatera Barat. Unjuk rasa tersebut digelar tepat di depan Kantor Dinas Perhubungan Sumatera Barat.
Dalam aksinya, mahasiswa yang dikomandoi oleh Ketua DEMA UIN Imam Bonjol Hidayatul Fikri, menyampaikan dua hal pokok. Pertama, meminta pemerintah mencabut izin operasional Grab yang dinilai terindikasi milik Israel.
Kedua, mahasiswa mengajak seluruh masyarakat Sumbar untuk meng-unisntal dan memboikot aplikasi Grab sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap kemerdekaan Palestina.
BACA JUGA:
- Tak Perlu DP, Begini Cara Kredit Motor Listrik Lewat Himbara: Angsuran Rp200 Ribuan hingga Tenor 5 Tahun
- Selamat Ulang Tahun Provinsi Bengkulu ke-55, Selamat Ulang Tahun RBTV ke-14, TV Lokal Kebanggaan Kito
- Ramai Boikot Produk Pro Israel, Apakah Coklat Silverqueen Haram Menurut MUI? Yuk Cari tahu di Sini
Aspirasi tersebut mereka sampaikan, sehubungan semakin gencarnya serangan Israel terhadap Palestina dan keluarnya Fatwa MUI No. 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina serta adanya dukungan dari Founder Grab dan istrinya untuk Israel.
"Maka sebagai wujud solidaritas, kepeduliaan, dan keprihatinan terhadap masyarakat Palestina, kami meminta dan menuntut Dinas Perhubungan Provinsi Sumatra Barat agar menerima tuntutan kami untuk mencabut izin operasional Grab di Sumatra Barat," ungkap Hidayatul.
Postingan Instagram dari Chloe Tong memang terus mengundang reaksi yang besar dari masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, reaksi keras hingga berujung ancaman boikot justru bermula di negara asal Grab yaitu di Malaysia.
Ajakan untuk memboikot Grab pun mencuat pertama kali di negeri jiran tersebut sebelum akhirnya ikut menular ke Indonesia.
Pihak Grab sendiri telah mengeluarkan klarifikasi terhadap posisinya dan menyalurkan bantuan sebesar Rp3,5 miliar bagi korban kemanusiaan di Gaza melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Namun hal ini justru mengundang reaksi negatif di media sosial, yang justru bereaksi negatif dan beberapa menyatakan sudah terlanjur kecewa dengan perusahaan asal Malaysia tersebut.
Dalam orasi yang disampaikan, para pendemo menuntut tindakan tegas terhadap perusahaan aplikator Grab yang dianggap ikut memberikan dukungan kepada Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: