Gunung Lawu: Keindahan Alam dan Mitos di Puncak Jawa Tengah

Gunung Lawu: Keindahan Alam dan Mitos di Puncak Jawa Tengah

JAKARTA, RADARPENA -  Gunung Lawu, sebuah gunung berapi bertipe stratovolcano yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, menawarkan pesona alam yang luar biasa dan juga menyimpan sejuta cerita mistis dalam setiap goresan puncaknya.

Dengan ketinggian mencapai 3.265 meter di atas permukaan laut, Gunung Lawu telah menjadi tujuan favorit para pendaki dan pencinta alam, sekaligus menjadi tempat ziarah bagi umat Hindu dan Jawa.

Keindahan Alam Gunung Lawu

Bagi para pendaki dan pecinta alam, Gunung Lawu adalah surga tersendiri. Dikelilingi oleh hutan lebat, air terjun yang cantik, dan padang edelweiss yang indah, Gunung Lawu menawarkan pemandangan yang memukau di setiap langkah pendakian.

BACA JUGA:Taman Bunga Abadi Edelweis: Pusat Edukasi dan Konservasi di Gunung Bromo

Jalur-jalur pendakian yang ada menawarkan tantangan bagi para pendaki dengan berbagai tingkat kesulitan, mulai dari jalur Cemoro Sewu (Lawang, Jawa Timur) dan Candi Cetho (Karanganyar, Jawa Tengah) yang lebih populer hingga jalur-jalur lain yang lebih menantang.

Saat mencapai puncak, para pendaki akan disambut oleh matahari terbit atau terbenam yang menakjubkan, tergantung pada saat kedatangan. Pemandangan sunrise atau sunset di puncak Gunung Lawu merupakan  momen yang tak terlupakan dan sering menjadi daya tarik utama bagi para pendaki.

Selain itu, terdapat pula Kedung Tumpang, dan Kedung Lepen, dua tempat yang memukau dengan airnya yang jernih dan suasana yang tenang, yang menjadi tempat ideal untuk beristirahat sejenak.

BACA JUGA:Keindahan Gunung Bromo dan Mengenal Suku Asli Tengger

Mitos dan Legenda

Karya sastra Babad Tanah Jawi, disebut gunung lawu sebagai tempat moksa terakhir Prabu Brawijaya V  raja terakhir kerajaan Majapahit yang memiliki nama lain Sunan Gunung Lawu.

Di sana, ia didampingi oleh pengikutnya: Sabdo Palon, Dipa Menggala, dan Wangsa Menggala. Prabu Brawijaya V dipercaya menitahkan kepada Dipa Manggala menjadi Sunan Lawu yang bertugas menjaga Gunung Lawu.

Kemudian memerintahkan Wangsa Menggala menjadi Kyai Jalak yang bertugas sebagai patih Sunan Lawu, sementara Sabdo Palon pergi meninggalkan Prabu Brawijaya V dan moksa. Kini, tempat moksa Sabdo Palon terkenal sebagai Puncak Hargo Dumilah, dan tempat moksa Prabu Brawijaya V terkenal sebagai Puncak Hargo Dalem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: