Tergugah Kejadian Longsor Sampah, RW 19 Antapani Tengah Kelola Sampah Sendiri
BANDUNG - Tergugah kejadian longsor sampah di Leuwigajah dan tak ingin kejadian lagi, warga warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan Antapani Kota Bandung kelola sampah sendiri.
Nyaris 90 persen sampah diolah ini terlebih terus dimasifkan program Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman).
"Jasmine Integrated Farming ini sudah berjalan sejak tahun 2019. Awalnya itu kita edukasi dan sosialisasi. Kita berkeliling, bagaimana caranya untuk memilah sampah. Saat ini 10 persen residunya masih buang ke TPS. Kita ada kontribusi. 90 persen mengolah di sini," kata Ketua RW 19, Doddy Iryana Memed pada kegiatan Bandung Menjawab, Rabu Juni 2023.
Ia mengungkapkan, dengan warga sebanyak 1.000 orang dan rumah 251, timbunan sampah sekitar 3.200 kg organik dan 100-150 kg anorganik.
BACA JUGA:Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna Sampah di Beberapa titik TPS Sudah Terangkut
"Alhamdulillah dari timbunan sampah itu kita bisa manfaatkan jadi maggot, pupuk dan bahan lainnya yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jasmine Integrated Farming, Anindya Puspitasari menyampaikan, masing-masing RT disediakan dua buah tempat pemilahan. Hal itu untuk meminimalisir tercampurnya sampah.
"Masing-masing RT itu ada dua tempat sampah, untuk anorganik dan organik. Nanti setelah titik kumpul, di masing-masing RT, sudah penuh sampah sekitar 2-3 hari," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam waktu satu minggu terdapar 3.200 kg untuk sampah organik dan 100-150 kg sampah anorganik.
"Untuk meminimalisir itu, kami pilah kembali sehingga sampah disini bermanfaat. Ada untuk pakan magot, kompos, pupuk dan sampah organik lainnya " beber Anin sapaan akrabnya.
"Anorganik juga dipilih di bank sampah nanti diberikan ke bank sampah induk. Anorganik itu masih ada residu, seperti bungkus sachet kopi itu tidak bisa di daur ulang," ujarnya.
Selain menjadi bahan makanan magot juga, lanjut Anin, hasil sampah disini menjadi pupuk yang menghasilkan sayuran. Hasil panen itu, dibagikan untuk pencegahan stunting.
"Pupuknya dimanfaatkan untuk program pencegahan stunting. Balita di sini masuk ke lingkup warga untuk mencegah adanya stunting, jadi kita olah untuk dikonsumsi," tuturnya.
Sementara itu, Lurah Antapani Tengah, Teguh Haris Pathon menerangkan, wilayahnya menerapkan program unggulan, Kang Pisman.
"Kita punya gerakan Abdi Milah Sampah Ti Bumi (Abah Timi). Ini turunan Kang Pisman yang ada di Kelurahan Antapani Tengah sebagai tonggak keberhasilan pemilahan sampah," bebernya.
Ia mengatakan, sebagai acuan untuk memperkuat pengelolaan sampah yaitu lahan dan semangat yang kuat. Hal itu sebagai kunci utama untuk kebersihan.
"Kendalanya itu lahan. Kedua harus ada semangat warganya. kalau di RW 19 ini luar biasa, pengelolaannya terus diupayakan. Mulai dari penanggung jawab pakan magot, pemilahan sampah organik dan anorganik hingga sosialiasi kepada masyarakat, " ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: