Presiden Turki Erdogan Walk Out Kala Prabowo Pidato di KTT D-8, Respon DPR: Itu Hal yang Wajar

Rabu 25-12-2024,17:43 WIB
Reporter : Gatot Wahyu
Editor : Gatot Wahyu

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan dikabarkan walk out kala Presiden Indonesia Prabowo Subianto berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Kairo, Mesir. 

Sikap Presiden Turki Erdogan yang walk out langsung disikapi Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta.

Menurut Sukamta apa yang dilakukan Erdogan adalah hal yang wajar. Bukan merupakan sesuatu yang istimewa. Sebab, dalam waktu bersamaan mungkin saja ada forum-forum paralel. 

"Dalam forum konferensi internasional, peserta keluar masuk forum itu biasa terjadi. Salah satunya karena biasanya pada saat yang bersamaan juga ada forum-forum paralel seperti bilateral meeting," ujar kata Sukamta, dikutip pada Rabu, 25 Desember 2024. 

"Apalagi  hubungan Presiden Erdogan dan Prabowo, Turki dan Indonesia bukan hanya baik tapi juga tampak sangat dekat dan akrab. Biasa sajalah melihatnya," sambungnya. 

Momen Erdogan keluar saat Prabowo berbicara pentingnya persatuan negara-negara Muslim sempat menyorot perhatian publik. 

BACA JUGA:Viral Momen Presiden Turki Erdogan Terlihat Ogah Bersalaman dengan Prabowo Subianto, Begini Penjelasannya

Kementerian Luar Negeri juga telah menjelaskan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang lumrah ketika para ketua delegasi melakukan banyak pertemuan paralel pada saat pertemuan internasional. Salah satunya melakukan pertemuan bilateral dengan ketua delegasi lain di ruangan yang berbeda. 

Kemenlu juga memastikan Presiden Prabowo berkesempatan untuk melakukan pertemuan singkat dengan seluruh ketua delegasi lain menjelang dan setelah KTT, termasuk dengan Presiden Erdogan. 

Momen keluarnya Erdogan diyakini tidak terkait dengan masalah politik, terutama karena negara-negara lain juga sudah memahami Indonesia merupakan negara bebas aktif dalam politik internasional. 

"Indonesia terus mengedepankan prinsip kebebasan aktif dalam hubungan internasional, seperti yang diatur dalam UU No. 37 Tahun 1999," ungkap Sukamta. 

Dalam KTT D-8 di Kairo pekan lalu, Presiden Prabowo menyerukan persatuan di antara negara-negara mayoritas Muslim. Terlebih, populasi Muslim di dunia berjumlah 2 miliar orang atau sekitar 25 persen dari jumlah penduduk dunia. 

Presiden Prabowo juga menegaskan pentingnya kerja sama erat dan satu suara di tengah situasi yang memperlihatkan adanya konflik internal di banyak negara Muslim. 

BACA JUGA:Prabowo-Erdogan Bahas Potensi Kerja Sama Indonesia-Turki dan Penyelesaian Konflik Palestina

Sukamta mendukung pernyataan kuat Prabowo itu karena dapat menunjukkan komitmen Indonesia yang terus berjuang bagi negara muslim seperti Palestina dan Suriah untuk mendapatkan kebebasan atas penjajahan yang mereka alami. 

Kategori :