Dituturkannya, dugaan adanya oknum polisi yang menangkap dan memeras kini sedang didalami Bidang Propam Polda Metro Jaya.
"Terkait beredarnya kasus tersebut, secara proaktif Polda Metro Jaya melakukan pendalaman. Bid Propam Polda Metro Jaya melakukan pendalaman," katanya kepada awak media, Jumat 20 Desember 2024.
Diterangkannya, informasi itu mendapat asistensi dari Divisi Propam Polri.
Pihaknya menegaskan untuk komitmen menindak tegas dan tidak memandang bulu apabila ada oknum polisi yang benar terlibat.
"Kemudian perlu kami sampaikan bahwa Polda Metro Jaya tidak akan pandang bulu dan tidak akan tebang pilih. tidak akan ragu menindak tegas siapapun melakukan," ujarnya.
"Apabila ditemukan, nanti akan diproses sesuai Undang-Undang yang berlaku secara profesional dan proporsional," lanjutnya.
Sebelumnya, diduga penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) asal Malaysia diperas oknum polisi untuk tes urine.
Hal itu viral di sosial media X alias Twitter dan diposting akun @Twt_Rave.
Sementara Kasatresnarkoba Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Jamalinus Nababan mengatakan kehadiran polisi dalam DWP 2024 cuma bertugas mengamankan jalannya acara.
"Kalau sepengetahuan kami, kami tidak monitor kejadian seperti itu, ditangkap, dipalak dan tes urine," katanya kepada awak media, Kamis 19 Desember 2024.
Dirinya mengaku bakal memeriksa adanya informasi tersebut.
"Kami sedang cek juga ke jajaran kita apakah ada kejadian seperti yang diberitakan," ujarnya.
Sementara Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro tidak banyak bisa bicara.
Dirinya meminta hal itu ditanyakan ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
"Koordinasi Narkoba Polda," ujarnya.
Diketahui sejumlah penonton DWP dari Malaysia mengaku jadi korban pemerasan oleh oknum kepolisian.