“Angkutan batu bara mendominasi dengan total 45.764.456 ton atau 80,12 persen dari keseluruhan angkutan barang KAI. Angkuatan batu bara lebih terpusat di Sumatera bagian selatan yang biasanya dibutuhkan untuk mendukung pasokan energi nasional,” jelas Anne.
Dengan dukungan subsidi BBM, KAI berperan sebagai katalisator dalam mengurangi kemacetan, polusi udara, dan kerusakan infrastruktur jalan.
Langkah ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata BUMN dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
"Angkutan kereta api tidak hanya mendukung efisiensi tetapi juga menjadi bagian penting dari keberlanjutan ekosistem transportasi baik orang maupun logistik di Indonesia," tandas Anne.
Adapun kuota BBM bersubsidi tahun 2024 untuk KAI diatur dalam SK Kepala BPH Migas Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024, yang menetapkan alokasi 196.653 kiloliter (KL)/(Seratus Sembilan Puluh Enam Ribu Enam Ratus Lima Puluh Tiga Kiloliter) untuk kereta api umum penumpang dan barang.
Dengan rincian sebagai berikut:
- Kereta Api Penumpang sebesar 172.849 KL (Seratus Tujuh Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Sembilan Kiloliter)
- Kereta Api Barang Komoditas Klinker sebesar 1.050 KL (Seribu Lima Puluh Kiloliter)
- Kereta Api Barang Komoditas Parcel sebesar 2.529 KL (Dua Ribu Lima Ratus Dua Puluh Sembilan Kiloliter)
- Kereta Api Barang Komoditas Peti Kemas sebesar 15.539 KL (Lima Belas Ribu Lima Ratus Tiga Puluh Sembilan Kiloliter)
- Kereta Api Barang Komoditas Semen sebesar 4.686 KL (Empat Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Enam Kiloliter).
(Sabrina Hutajulu).