JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Media sosial kini tengah diramaikan dengan beredarnya sebuah video seorang ayah dan anak perempuannya berinisial S (14) yang meminta bantuan keadilan terhadap Presiden Prabowo Subianto.
Dalam videonya, pria tersebut mengatakan anaknya yang masih di bawah umur telah menjadi tersangka usai menerima video asusila dari seorang anak ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri) di Kota Padang, Sidimpuan, Sumatera Utara.
"Mohon diperhatikan keadilan hukum bagi anak saya ini yang menerima video porno dari anak seorang Kadin Padangsidimpuan, sehingga anak saya dibuat jadi tersangka. Dia korban pak, umurnya baru menjalani 14 tahun, menerima video porno. Namun, di Polres Padangsidimpuan, dia dibuat menjadi tersangka," kata pria tersebut dikutip dari akun X (Twitter) @neVerAl0nely, pada Senin, 11 November 2024.
Pria itu menyampaikan bahwa mereka telah menyerahkan bukti bahwa anaknya bukanlah pelaku. Namun, dia menyebut bukti tersebut ditolak oleh pihak kepolisian. Dia pun meminta keadilan kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
BACA JUGA:
- Viral, Disebut Sebagai Bupati Termiskin SeIndonesia, Inilah Sosok Yuli Hastuti dan Segini Harta Kekayaannya
- Video Detik-Detik Mengerikan Kecelakaan Beruntun Truk Tabrak Kendaraan di Tol Cipularang Km 92
- Viral Peternak Sapi Perah Boyolali Mandi Susu, Mentan Amran Sulaiman Langsung Turun Gunung
"Tolong berikan keadilan pada kami, pak. Karena bukan anak kami pelakunya, kami cuma korban. Cuma lawan kami orang kuat, Ketua Kadin Padangsidempuan," tuturnya.
Ayah dari siswi SMP tersebut menyatakan pihaknya sudah melakukan mediasi, tetapi putrinya malah disomasi oleh pengacara pihak lawan. Sang anak dijadikan tersangka usai menerima video syur dari MRST. Sosok MRT disebut sebagai anak Ketua Kadin Kota Padangsidempuan yang berinisal JT.
"Anak semacam ini tidak tahu somasi, pak. Sekarang pak, anak saya hak merdekanya telah direnggut. Tolong bantu kami pak. Ini anak jadi trauma dia, pak. Sering menangis, melamun," kata ayah dari siswi SMP tersebut.
"Tolong kami, pak. Kami orang susah. Kami enggak mau pak berurusan dengan hukum. Bantu kami pak," tambahnya.
Di sisi lain, korban yang terlihat menangis juga bersuara meminta keadilan. Ia merasa tidak adil dituduh menyebarkan video tersebut padahal ia hanya menerimanya.