JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Banyak bahaya bagi kalangan Gen Z yang menggunakan sistem pembayaran paylater.
Self Love & Purpose Coach Muara Makarim mengungkap sederet bahaya paylater di kalangan Gen Z.
Menurutnya Gen Z yang menggunakan paylater untuk memenuhi gaya hidup sudah di level gawat.
"Paylater itu gawat, sangat gawat. Mereka tuh kebanyakan tidak mikir panjang. Mereka ngeliatnya karena dari sosmed sehingga mereka mikirnya, gue harus nikmati hidup kayak orang-orang yang gue lihat di sosmed," katanya saat jumpa media di Jakarta Pusat Kamis 7 November 2024.
Dikatakan Muara, imbas dari sosial media, Gen Z akhirnya menggunakan paylater untuk membeli keinginan mereka tanpa pikir panjang.
BACA JUGA:
- Cair! 4 Cara Mencairkan Paylater Akulaku, Bisa ke Rekening dan DANA?
- Bukan Cuma Denda, Inilah 6 Akibat Telat Bayar Shopee PayLater dan Kredivo
Karena paylater dianggap sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan syarat yang mudah.
Apalagi kata Muara, banyak Gen Z yang memiliki prinsip bahwasanya hidup hanya satu kali atau YOLO (You Only Live Once).
"Dia (Gen Z) nggak mikir panjang, paylater itu ngutang. Mereka nggak ngitung 'income gue cuma segini, gue nggak bisa nih bayar utang', itu mindset yang salah," tuturnya.
"Aku rasa tuh sebenarnya yang paling penting edukasi untuk menggunakan social media. Itu penting banget. Karena informasi di situ tuh memberikan kita false hope," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Metode pembayaran sistem beli sekarang bayar nanti atau buy now paylater (BNPL) di Indonesia kini menjadi sistem pembayaran yang sangat diminati oleh kalangan Generasi Z dan Milenial.
BACA JUGA:
- Pengguna Layanan Paylater Didominasi Gen-Z dan Milenial, Praktis Namun Tidak Disarankan?
- Waspada! Berikut Ciri-ciri Aplikasi Paylater yang Belum Terdaftar OJK: Condong Terlalu Baik!
Kedua kelompok ini diketahui merupakan penyumbang terbesar sistem pembayaran paylater ini.
Dilansir dari data PT Pefindo Biro Kredit (IdScore), pengguna sistem pembayaran paylater di Indonesia sudah mencapai sekitar 1,62 juta debitur per-bulannya.
Dalam data tersebut, disebutkan bahwa 48,06 persen di antaranya berusia kurang dari 20 tahun hingga 30 tahun, dan 29,3 persen sisanya berusia sekitar kurang dari 30 tahun hingga 40 tahun.