JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kisah pilu menimpa seorang anak SD berinisial F berusia 9 tahun yang masih duduk di bangku kelas 2. Perjalanan hidup F berakhir tragis setelah ia berjuang melawan HIV, yang terdiagnosis pada stadium akhir.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan perjuangan keras yang dihadapi seorang anak kecil demi merawat orang terkasih, terlebih ibundanya. Kanipah (57) nenek dari bocah F menyebut cucunya tersebut tertular HIV dari ibunya.
Saat itu F menemani ibunya yang sakit parah hingga mengeluarkan nanah dari tubuhnya. Tidak lama kemudian ibunda F meninggal dunia pada tahun 2021 dengan penyebabnya penyakit kulit.
F memang memilih tinggal dengan ibunya sejak kedua orangtuanya bercerai. Namun setelah sang ibunda meninggal bocah F memutuskan memilih hidup bersama sang ayah.
Kemudian, bocah tersebut didiagnosis menderita tuberkulosis (TBC) hingga harus dirawat RSUD dr Soetomo pada 2022.
BACA JUGA:
- Pulang Duluan dari Retret, Wapres Gibran Dikritik Pegiat Medsos, Siapa ya?
- Anarkis! Rombongan Pesilat di Kediri Keroyok Warga dan Buat Gaduh hingga Dibubarkan Polisi
- Tragis! Bocah 5 Tahun Tewas Tertimpa Beton, Usai Truk Alat Berat Tabrak Gerbang Ponpes di Kolaka
"Terus saya baru tahu mamanya (F) meninggal karena HIV, keluarga mamanya kasih tahu waktu F opname," kata Kanipah ketika ditemui di rumahnya, pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Kemudian, F didiagnosis dokter menderita TBC dan HIV stadium awal. Ia menjalani rawat inap selama 6 bulan. Tak hanya itu, bocah tersebut kembali harus dirawat selama dua minggu pada 2023.
Siswi yang duduk di kelas 2 SD itu sempat bersekolah sembari bermain lagi bersama temannya. Namun, penyakit F memburuk hingga memaksanya dirawat selama tiga minggu pada September 2024.
"F ini anaknya nggak pernah tanya sakitnya apa, tapi kadang dia ngomong sendiri 'Kenapa sih ma, kenapa mama tega, penyakit mama dikasihkan ke aku," ucap Kanipah menirukan keluhan sang cucu.
Kondisi ini membawa duka mendalam bagi keluarga, terutama nenek F, Kanipah, yang terus berharap agar cucunya sembuh dan keluarga mereka bisa menjalani kehidupan normal kembali.
Meski kondisi kesehatannya terus menurun, F dikenal sebagai anak yang memiliki semangat hidup tinggi. Ia selalu berdoa dan berzikir setiap malam, berharap agar Tuhan memberikan kesembuhan. Namun, takdir berkata lain, dan perjuangannya harus berakhir lebih awal.