Dalil naqli adalah dalil yang didasarkan pada al-Qur’an dan Hadist. Walaupun akal manusia dapat menghasilkan kemajuan ilmu dan teknologi, namun harus disadari bahwa betapapun kuatnya daya pikir manusia, ia tidak akan sanggup mengetahui hakikat zat Allah yang sebenarnya. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyelidiki yang ghaib, untuk mengetahui yang ghaib itu kita harus puas dengan wahyu Allah. Wahyu itulah yang disebut dalil Naqli.
Menerapkan Ilmu Aqidah
Setelah mengetahui ilmu aqidah, kita juga harus terapkan ilmu aqidah dalam kehidupan kita. Salah satu contoh menerapkan ilmu aqidah adalah dengan mengikuti rukun iman.
Rukun iman berasal dari sebuah hadist, diriwayatkan dalam HR. Bukhari
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Terjemahan Hadis: "Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhirat. Dan juga engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk."
(HR. Bukhari)
BACA JUGA:
- 7 Ciri-ciri Orang yang Mendapat Kasih Sayang Allah SWT Berdasarkan Al-Quran dan Hadits
- Doa Minta Jodoh yang Baik Dalam Islam dan 8 Ikhtiar Mencarinya, Menjemput Cinta Ilahi
Hadis ini menjelaskan enam rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim, yaitu iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, serta qadar (takdir) yang baik dan yang buruk.
Dengan mengimani rukun iman, maka kita telah mengikuti apa yang ditulis dalam hadist, hal ini menandakan kita telah menerapkan ilmu aqidah kita dengan baik.
Selain itu, perbuatan lain untuk menerapkan ilmu aqidah adalah dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Salah satu perintah dari Allah adalah untuk selalu berbakti kepada orang tua. Hal ini tertulis dalam Ayat Al-Qur'an: Surah Al-Isra (17:23-24)
أَمْرُ الْبِرِّ: "وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا"
Terjemahan: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sekali, dalam keadaan tua (uzur) dalam peliharaanmu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia."
Selain itu, kita juga harus menjauhi larangan Allah. Allah melarang kita untuk berbuat Zina. Hal ini tertulis dalam Ayat Al-Qur'an: Surah Al-Isra (17:32)
تَحْرِيمُ الزِّنَا: "وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا"
Terjemahan: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."