Sadis! Baby Sitter di Surabaya Cekoki Anak Majikan yang Masih Bayi Pakai Obat Keras

Senin 14-10-2024,07:16 WIB
Reporter : Marta Saras
Editor : Marta Saras

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Seorang baby sitter berinisial NB di Surabaya ditangkap usai cekoki anak majikan yang masih bayi menggunakan obat keras. Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengatakan, LK (ibu korban) melaporkan pelaku pada 30 Agustus 2024 silam. 

Dalam laporannya, NB diduga memberikan obat-obatan secara paksa kepada buah hati LK yang masih berusia 2 tahun 3 bulan saat tinggal bersama di kawasan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya. 

"Sekitar Oktober 2022, NB (mengasuh korban) sejak berusia 5 bulan hingga berusia 2 tahun 3 bulan. Sehari-hari, korban tidur bersama dengan kakak korban dan kedua pengasuhnya di dalam kamar anak di rumah pelapor yang dilengkapi CCTV," kata Farman dalam keterangannya, pada Minggu, 13 Oktober 2024.

Kepada polisi, LK menegaskan, kesehatan buah hatinya hingga berusia 1 tahun 3 bulan tidak pernah mengalami gangguan kesehatan. Namun, memasuki usia korban 16 bulan, korban sering muntah setelah makan dan minum.

BACA JUGA:

Dalam keterangannya, LK menceritakan pertama kali mengetahui awal kejadian itu. Saat itu, LK menemukan obat berwarna oranye dan biru yang diberikan kepada sang anak. Ia juga menunjukkan obat biru berbentuk segi lima dan oranye lonjong.

Obat-obatan itu, oleh LK, ditemukan di sebuah toples warna putih yang disimpan di laci lemari. "Ada yang tau ini obat apa? Ini tuh obat deksametason dan pronicy. Obat keras Buat kalangan dewasa. Apa jadinya kalau diminumkan ke baby," tulis LK dalam unggahanya.

"Ternyata disalahgunakan buat obat penggemuk dan penambah nafsu makan. Tapi ini pun dosis dewasa, bukan buat anak2," imbuh LK.

Obat-obatan itu, tentu berdampak buruk bagi kesehatan anaknya. Ia mengaku, sejak pertama kali anaknya mengonsumsi obat itu setahun lalu, hormon pertumbuhan sang anak terganggu. 

BACA JUGA:

"Suster biadab yang ga punya hati nurani ini kasik ke anakku selama 1 tahun secara terus menerus obat steroid ini," ucap LK dalam unggahannya.

Akibatnya, saat obat tersebut diberhentikan, pertumbuhan sang anak terganggu. Di hari kesembilan obat diberhentikan, LK mengaku anaknya menjadi drop dan tak mau makan dan minum.

Sang anak langsung dibawa ke UGD karena drop hingga diopname. Saat itu, dokter berkata anaknya tak memiliki hormon kortisol dan harus disuntikkan hormon tersebut.

Kategori :