10 Faktor Penyebab Ibu Hamil Alami Keguguran: Nomor 7 Wajib Diperhatikan

Rabu 11-09-2024,11:15 WIB
Reporter : Viza Aulia Zahra
Editor : Putri Indah

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Keguguran, atau berakhirnya kehamilan sebelum usia 20 minggu, adalah pengalaman yang sulit bagi banyak ibu hamil.

Sekitar 10-20% kehamilan berakhir dengan keguguran, terutama pada trimester pertama.

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan keguguran, baik faktor yang terkait dengan kondisi kesehatan ibu maupun faktor eksternal lainnya.

Mengenal penyebab keguguran dapat membantu ibu hamil dan keluarga memahami risiko yang mungkin terjadi serta mencari pencegahan atau solusi yang tepat.

1. Kelainan Kromosom

Kelainan kromosom adalah penyebab utama keguguran pada trimester pertama. Ini terjadi ketika janin memiliki jumlah kromosom yang tidak normal, yang membuatnya sulit berkembang dengan baik.

Kelainan ini biasanya terjadi secara acak selama proses pembentukan sel telur atau sperma, sehingga sulit dicegah.

Beberapa jenis kelainan kromosom yang bisa menyebabkan keguguran meliputi:

  • Trisomi (tiga salinan dari satu kromosom)
  • Monosomi (kehilangan satu kromosom)
  • Mosaicisme (kombinasi sel normal dan sel dengan kelainan kromosom)

2. Masalah Hormon

Kadar hormon yang tidak seimbang dapat mengganggu perkembangan janin. Salah satu hormon penting dalam kehamilan adalah progesteron, yang berfungsi menjaga lapisan rahim agar tetap tebal dan mendukung pertumbuhan janin. Kekurangan hormon progesteron atau ketidakseimbangan hormon tiroid bisa menyebabkan keguguran.

3. Masalah Plasenta

Plasenta adalah organ yang menghubungkan ibu dan janin untuk menyediakan nutrisi dan oksigen. Jika plasenta tidak berkembang dengan baik atau tidak menempel dengan benar pada dinding rahim, ini bisa menghambat aliran darah dan nutrisi yang diperlukan janin, sehingga meningkatkan risiko keguguran.

4. Infeksi

Infeksi tertentu pada ibu hamil dapat memengaruhi perkembangan janin dan menyebabkan keguguran. Beberapa infeksi yang terkait dengan keguguran antara lain:

  • Toksoplasmosis (infeksi parasit)
  • Rubella (campak Jerman)
  • Listeria (infeksi bakteri dari makanan)
  • Cytomegalovirus (infeksi virus yang sering tidak menunjukkan gejala) Infeksi ini dapat menyerang janin melalui plasenta dan mengganggu perkembangannya.

5. Penyakit Kronis

Kondisi kesehatan ibu juga dapat berperan dalam menyebabkan keguguran, terutama jika tidak terkontrol dengan baik selama kehamilan. Beberapa penyakit kronis yang bisa meningkatkan risiko keguguran antara lain:

  • Diabetes yang tidak terkontrol
  • Hipertensi
  • Penyakit tiroid
  • Gangguan autoimun seperti lupus Penyakit-penyakit ini bisa mengganggu aliran darah ke janin atau memengaruhi keseimbangan hormon yang penting bagi kehamilan.

6. Kondisi Rahim dan Serviks

Masalah pada rahim dan serviks bisa menjadi faktor lain yang meningkatkan risiko keguguran. Misalnya, rahim yang memiliki bentuk tidak normal, miom (tumor jinak pada rahim), atau serviks yang lemah (inkompetensi serviks) bisa menyebabkan keguguran pada trimester kedua.

7. Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup juga berperan penting dalam kesehatan kehamilan. Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko keguguran antara lain:

  • Merokok: Bahan kimia berbahaya dalam rokok bisa merusak perkembangan janin dan mengganggu aliran darah ke plasenta.
  • Konsumsi alkohol: Minum alkohol selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran dan cacat lahir.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang: Obat-obatan seperti kokain atau heroin bisa berdampak langsung pada perkembangan janin.

8. Faktor Usia

Usia ibu juga memengaruhi risiko keguguran. Ibu yang hamil di usia 35 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran dibandingkan dengan ibu yang lebih muda.

Hal ini berkaitan dengan penurunan kualitas sel telur seiring bertambahnya usia, yang meningkatkan kemungkinan kelainan kromosom pada janin.

9. Trauma Fisik

Kategori :