Kala itu, NS diadang oleh "genk dion", yang merupakan teman-teman sekolahnya sendiri.
"Dari pengakuannya, NS sempat dikepung dan di-bully," kata Wahyuni, dalam keterangannya pada Senin, 26 Agustus 2024.
"Kemudian sempat lari kencang untuk menghindari perundungan yang dilakukan teman-temannya," tambahnya.
Setiba di rumah, efek tindakan bullying akhirnya terungkap. NS mengalami depresi seperti ketakutan secara terus menerus. Terkadang, NS tidak kuat menahan emosi, sering marah, dan memukul tembok tanpa sebab.
"Dari pengakuan keluarga, NS sering marah dan sempat memukul saudaranya," tutur Wahyuni.
Menanggapi kasus tersebut, Kepala Polres Pasuruan Kota AKBP Davis Busin Siswara mengaku telah menerima dan menindaklanjuti laporan kasus tersebut.
"Dari laporan, korban ini sudah berlangsung lama, dan kami segera lidik kepada sejumlah nama yang dilaporkan," tegas Davis.