"Dinas Intelijen Nasional Korsel meyakini Kim mungkin mengidap insomnia akut dan mengonsumsi alkohol serta rokok yang berlebihan," ucap Yoo seperti dikutip koran The Korea Herald beberapa waktu terakhir.
Yoo mengatakan intel Korsel juga mengetahui bahwa Kim Jong Un juga "menimbun" obat-obatan yang digunakan untuk insomnia, Zolpidem, hingga sejumlah besar alkohol serta rokok merek asing seperti Marlboro hingga Dunhill.
2. Kecanduan Alkohol
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dilaporkan menjalani gaya hidup tak sehat dengan sering konsumsi anggur merah dan minuman soda.
Menurut laporan beberapa media, ia tengah menghadapi krisis paruh baya, menangis dan minum alkohol sepanjang hari.
Kim yang kini berusia 39 tahun juga disebut sangat mengkhawatirkan kesehatan dirinya.
"Dia mungkin lebih merasa fana sekarang dibanding tiga tahun lalu. Dan, dia juga menderita Covid-19 awal tahun ini," kata pengamat Korea Utara dan peneliti pasca-doktoral Universitas Kookmin, Peter Ward, seperti dikutip The Telegraph, pekan lalu.
3. Mengidap Stres Berat
Kim Jong Un juga dikabarkan mengidap stress yang terlihat dari bekas luka pada pergelangan tangan hingga lengan yang tampak seperti luka garukan.
Yoo menuturkan kondisi kulit seperti itu biasanya disebabkan oleh stres.
4. Kembali Mengalami Obesitas
Dikutip Business Insider, Yoo juga mengatakan Kim Jong Un mengidap obesitas atau kegemukan yang berlebih. Sementara itu, tinggi Kim Jong Un diperkirakan hanya 172 cm.
"(Kim) tampil di depan publik pada 16 Mei lalu dan terlihat lelah dengan kantong mata yang gelap. Dia juga diperkirakan memiliki berat badan hingga lebih dari 140 kilogram menurut analisis kecerdasan buatan (AI)," kata Yoo dalam jumpa pers di Seoul.
Selama ini, Korut tidak pernah mengungkap informasi personal termasuk kondisi kesehatan Kim Jong Un dan keluarganya yang misterius. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu usia pasti Kim Jong Un.
Namun, intelijen Barat dan Korsel memprediksi Kim Jong Un kini berusia sekitar 39 tahun.
Kesehatan Kim Jong Un menjadi perhatian utama di luar Korea Utara karena ia belum secara resmi menunjuk penggantinya.