Malam Satu Suro: Warisan Tradisi dan Spiritualitas dalam Budaya Jawa

Rabu 03-07-2024,15:43 WIB
Reporter : Reza Fahlevi
Editor : Dimas Satriyo

Berbagai tradisi dilakukan untuk memperingati Malam Satu Suro, di antaranya:

1. Grebeg Suro  

Di Keraton Yogyakarta, Grebeg Suro menjadi perayaan besar di mana pusaka-pusaka kerajaan dikeluarkan dan diarak dalam prosesi. Raja beserta keluarga kerajaan dan pengikutnya mengikuti parade ini sambil membawa doa-doa keselamatan.

2. Ziarah dan Doa  

Masyarakat Jawa sering melakukan ziarah ke makam leluhur atau tempat-tempat suci. Mereka membawa sesajian dan mengucapkan doa sebagai tanda penghormatan dan harapan agar para leluhur mendoakan kebaikan bagi mereka.

3. Jenang Suran  

Tradisi ini melibatkan prosesi pembuatan jenang (sejenis bubur) yang diadakan oleh para Abdi Dalem di Kotagede. Jenang Suran disiapkan sebagai simbol doa keselamatan dan keberkahan.

BACA JUGA:

4. Karnaval dan Kirab  

Di berbagai daerah di Jawa, masyarakat menggelar karnaval yang melibatkan arak-arakan dan kirab (parade) yang meriah. Di Yogyakarta, kirab melibatkan pusaka-pusaka dan keris yang diarak sebagai bagian dari prosesi sakral.

5. Manten Lurah  

Tradisi ini adalah perayaan dengan arak-arakan dan ritual doa untuk menghormati Malam Satu Suro, yang melibatkan berbagai kegiatan adat.

6. Ritual Doa  

Doa bersama dilakukan pada malam satu Suro sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar diberi keselamatan dan keberkahan sepanjang tahun.

Spiritualitas dan Kebudayaan

Malam Satu Suro tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momen mendalam untuk refleksi spiritual dan penguatan ikatan sosial di antara masyarakat Jawa. 

Kategori :