JAKARTA, RADARPENA.CO .ID - Pijat adalah salah satu metode terapi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Bukan hanya untuk meredakan pegal, tak sedikit orang memilih pijat apabila mengalami cedera, seperti keseleo, dislokasi, dan lain sebagainya.
Pijat yang asal-asalan justru semakin memperburuk kondisi. Dokter spesialis bedah orthopedi & traumatologi Siloam Hospitals Mampang menekankan pentingnya mengetahui penyebab cedera sebelum memberikan terapi pijat.
"Poin pertama, kita kenali dulu cederanya apa. Jadi ini daripada kita latihan, terus cedera, kalau kita pijat, justru akan menambah cedera tersebut," ujarnya pada media gathering di RS Siloam Mampang, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.
Selain itu, pemberian pijat pada saat terjadinya cedera dapat menambah nyeri pada pasien. Padahal, di ilmu fisioterapi sendiri juga terdapat metode pijat untuk orang yang cedera.
BACA JUGA:
- 3 Penyebab Daki Muncul di Leher, Salah Satunya Gegara Pakai Baju Ketat
- Harus Sesuai Jadwal, Ini yang Akan Terjadi Pada Anak Jika Telat Imunisasi Menurut Ketua Satgas IDAI
Namun, hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum dilakukan penanganan. Prof. Dr. dr. Andri Lubis, Sp.OT(K) menambahkan, "Masalah pijat ini memang harus dibedakan. Kalau pijat buat patah tulang, memang berbahaya." Pasalnya, kesegarisan tulang bisa berubah dan semakin memperparah kondisi.
"Apalagi belum dirontgen, langsung dipijat. Ini perlu hati-hati," tandasnya.
Pada prinsipnya, lanjut Andri, bagian tubuh baru mengalami cedera perlu diistirahatkan terlebih dahulu.
"Jadi kalau baru cedera, sebenarnya betul-betul harus istirahat atau dilakukan pendinginan, dilakukan RICE," tuturnya.
RICE (rest, ice, compression, elevation) merupakan metode pertolongan pertama apabila mengalami cedera ringan.
Di mana, tubuh diistirahatkan, kompres dingin menggunakan es pada area yang cedera, menggunakan perban elastis untuk mencegah pembengkakan, serta mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung.
Sehingga, pijat bisa dilakukan untuk pemulihan dan penguatan otot, bukan saat benar-benar baru cedera. Pijat yang dilakukan pasca terjadinya cedera bisa meningkatkan risiko inflamasi atau peradangan.
"Yang tadinya bengkak kecil, dipijat, bengkaknya lebih besar," ujarnya.
BACA JUGA:
- Jangan Salah Pilih, Ini Rekomendasi Asuransi Kesehatan untuk Pegawai dengan Gaji UMR
- Manfaat Buah Salak untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Membuat Bayi Lahir dengan Cerdas!
Ia pun tak menampik masih banyak menemukan pasien yang melakukan pijat setelah cedera hingga menyebabkan kondisi semakin parah. Ia mencontohkan salah satu kasus orang yang mengalami dislokasi hingga tulang keluar dari sendi yang bahkan jarang disadari.