Ardhasena juga menerangkan bahwa fenomena La Nina yang terjadi dalam kategori lemah itu tidak berdampak terhadap musim kemarau yang sudah mulai terjadi di sebagian wilayah di Indonesia.
Sehingga pihaknya berpesan, sebelum La Nina datang yang perlu segera diwaspadai adalah dampak ringan yang hadir pada saat musim kemarau dalam waktu beberapa bulan ke depan.
BACA JUGA:Begini Penjelasan BMKG Soal Gelombang Panas yang Menyerang Indonesia
BACA JUGA:Daftar 10 Kota Terpanas di Indonesia Versi BMKG, Tangsel Pertama, Jakarta Urutan ke Berapa?
Dilain sisi, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan peringatan kemungkinan terjadinya badai berbahaya karena pergantian dari fenomena El Nino ke La Nina. Juru bicara WMO Clare Nullis mengatakan, perkembangan peristiwa La NIna diperkirakan akan memicu musim badan yang sangat aktif.
Oleh sebab itu, dunia diharapkan bersiap karena musim badai kali ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi.
Baginya hanya diperlukan satu kali badai untuk menghambat pembangunan sosio-ekonomi selama bertahun-tahun.
Ada kemungkinan 49 persen bahwa La Nina akan berkembang selama periode Juni hingga Agustus dan meningkat menjadi 69 persen pada Juli hingga September.