Kerajianan kayu tersebut kemudian dipasarkan di desa-desa sekitar demi menambah penghasilan disela-sela bertani.
Bentuk kerajinan kayu dan proses pembuatan yang sederhana membuat kerajinan kayu tersebut belum mempunyai daya jual tinggi dan membatasi proses penjualan. Meskipun sederhana, kerajinan tersebut merupakan kerajinan pertama yang ada di Dusun Krebet.
Kisah Bapak Gunjiar (65) merupakan awal perkembangan konsep kerajinan kayu yang paling mendasar, sekita tahun 1972-an ia menggembangkan bentuk-bentuk lain yang lebih membutuhkan detai tinggi, salah satunya membuat patung semar.
Pada saat pameran, banyak pengunjung yang menyukai kerajinan hasil karya Gunjiar yang inovatif, mengingat beliau belajar ukir secara otodidak.
Hingga suatu saat ada seseorang datang dan memesan sebuah topeng, hal tersebut membuat Gunjiar merasa tertantang dan memutuskan untuk nyantrik/magang ditempat Pak Warno Waskito seorang pengerajin topeng yang sudah terkenal dalam dunia seni pertunjukan, khususnya kesenian yang menggunakan topeng di Yogyakarta, dan akhirnya tpeng pesanan dapat ia selesaikan dengan baik.