Hati-hati, Ini 6 Dampak Global Warming yang Dapat Memicu Masalah Kesehatan

Kamis 23-05-2024,11:40 WIB
Reporter : Marta Saras
Editor : Putri Indah

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pemanasan global menjadi isu yang semakin mendesak untuk ditangani. Dampaknya terasa di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Perubahan iklim yang drastis akibat pemanasan global telah menyebabkan berbagai konsekuensi serius di berbagai sektor kehidupan, termasuk lingkungan, sosial, kesehatan dan ekonomi. 

Salah satu penyebab pemanasan global yang paling terasa adalah menghangatnya suhu akibat aktivitas manusia yang terus memompa gas rumah kaca dalam jumlah yang besar ke atmosfer. 

Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N20), memiliki kemampuan untuk menyerap dan mempertahankan panas di atmosfer. Dampak yang mulai terasa adalah perubahan pola cuaca yang tidak terduga. 

BACA JUGA:

Penyimpangan cuaca seeprti curah hujan yang tidak merata, periode kekeringan yang panjang, dan intensitas suhu yang ekstrem menjadi masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat khususnya kesehatan. 

Fenomena pemanasan global adalah isu penting yang dihadapi warga dunia. Makin hari, dampak pemanasan global mulai terasa, seperti kebakaran hutan, kabut asat, naiknya permukaan air laut, cuaca yang tidak terprediksi, suhu ekstrem, dan lain-lain.

Selain dampak nyata berupa perubahan serius terhadap lingkungan, pemanasan global juga berdampak juga pada kesehatan manusia secara menyeluruh. 

Dikutip dari artikel berjudul The Health Effects Of Global Warming: Developing Countries Are The Most Vulnerable yang bisa dibaca pada laman un.org, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa perubahan iklim bertanggung jawab atas setidaknya 150.000 kematian per tahun, jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.

Dampak pemanasan global akan menimbulkan konsekuensi kesehatan yang mengerikan, di antaranya sebagai berikut.

Alergi

Suhu udara yang meningkat akibat global warming menyebabkan tumbuhan berbunga lebih lama, sehingga lebih banyak serbuk sari yang beterbangan di udara. Serbuk sari yang berterbangan ini merupakan salah satu alergen yang bila terhirup dapat timbulnya reaksi alergi. Beberapa gejala alergi yang dapat terjadi adalah bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung berair, dan mata gatal atau berair.

Gangguan Pernapasan

Melansir dari United States Environmental Protection Agency, perubahan iklim memengaruhi udara yang kita hirup, baik di dalam maupun di luar ruangan.

Peningkatan suhunya dapat memperburuk kualitas udara. Selain itu, pemanasan global juga meningkatkan risiko kebakaran hutan yang menimbulkan asap dan polutan beracun.

Kategori :