Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban, bahkan menyebabkan depresi dan tindakan bunuh diri. Pelecehan online juga tidak jarang dialami oleh perempuan, di mana mereka sering menjadi target ancaman seksual dan intimidasi.
3. Ketergantungan dan Gangguan Mental
Ketergantungan pada media sosial dapat mengganggu kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian.
Pengguna sering membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampak lebih bahagia atau sukses di media sosial, yang kemudian menurunkan harga diri mereka sendiri.
BACA JUGA:
- Heboh! Media Vietnam Soroti Timnas Indonesia yang Tantang Tanzania di Laga Uji Coba
- Sosok Inspiratif! Lawrence Wong Resmi Dilantik sebagai Perdana Menteri Singapura yang Baru
4. Privasi dan Keamanan Data
Masalah privasi juga menjadi perhatian utama. Banyak pengguna media sosial yang tidak menyadari sejauh mana data pribadi mereka dapat diakses dan digunakan oleh pihak ketiga.
Kasus kebocoran data pengguna Facebook pada skandal Cambridge Analytica adalah contoh nyata bagaimana data pribadi dapat disalahgunakan untuk kepentingan politik dan komersial.
5. Konten Tidak Pantas dan Kekerasan
Media sosial seringkali menjadi tempat bagi konten tidak pantas, seperti pornografi, kekerasan, dan ekstremisme. Konten semacam ini dapat merusak moral dan nilai-nilai masyarakat, terutama bagi anak-anak dan remaja yang sangat rentan terhadap pengaruh negatif.
Kasus video asusila yang diduga melibatkan mahasiswa UNJA menunjukkan betapa cepatnya informasi sensitif dapat menyebar di era digital. Penyimpangan penggunaan media sosial adalah masalah kompleks yang memerlukan perhatian serius.
Dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, kita dapat mengurangi dampak negatifnya dan menjadikan media sosial sebagai alat yang bermanfaat bagi semua orang.
Penggunaan yang bijak dan bertanggung jawab adalah kunci untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan aman.