Kolo merupakan makanan khas di Labuan Bajo yang memiliki bentuk seperti arem-arem. Namun, bedanya dengan arem-arem adalah kolo dibuat dengan bungkus daun pisang dan bambu.
Selain itu, kolo dibuat dari nasi bakar dengan berisi ikan berbumbu di bagian dalamnya. Kolo memiliki rasa yang sangat nikmat dan lezat. Makanan ini sangat cocok disantap sebagai kudapan di sore hari atau sarapan pagi.
4. Kompiang
Roti Kompiang atau dikenal pula dengan sebutan kompiang longa. Kudapan tradisional khas Labuan Bajo ini berbentuk bulat atau oval dan memiliki warna yang kecoklatan seperti warna roti pada umumnya.
Di atasnya diberi taburan biji wijen seperti pada makanan onde-onde. Sementara, kata longa itu sendiri dalam bahasa Manggarai Flores memiliki arti “wijen”. Menurut sejarah, makanan ini muncul pertama kali di kota bernama Ruteng sekitar pada 1983. Roti yang ternyata hasil adaptasi budaya Tionghoa ini sangat cocok dinikmati sebagai camilan untuk menemani minum kopi atau teh.
5. Rebok
Rebok terbuat dari bahan tepung jagung atau beras dan kelapa parut. Cara pengolahan rebok memakan waktu yang lama, bahkan hingga berjam-jam. Biasanya rebok menjadi teman untuk minum kopi maupun teh.
BACA JUGA:6 Wisata Kuliner Ambon yang Wajib Kamu Coba
BACA JUGA:Sudah Tahu Belum? Ini 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Maluku
Masyarakat Lokal Labuan Bajo
Setelah mengetahui tentang kuliner Labuan Bajo, selanjutnya kamu juga perlu mengetahui potret masyarakatnya.
Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat terdiri dari berbagai suku dan suku Manggarai merupakan mayoritas di sana. Di Labuan Bajo, mayoritas masyarakatnya adalah Suku Manggarai Barat. Maka dari itu, mereka menggunakan bahasa Manggarai dengan dialek Manggarai Barat.
Suku Manggarai terkenal dengan profesinya sebagai petani. Beberapa hasil tani yang mereka tanam adalah padi, ubi kayu, jagung, buah, dan sayuran. Selain itu, mereka juga beternak hewan mulai dari kerbau, sapi, kuda anjing, hingga ayam.
Sementara itu, suku lain yang mendiami Labuan Bajo adalah suku Bajo. Berbeda dengan Suku Manggarai, Suku Bajo sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mereka berkegiatan mencari ikan di laut sebagai sumber penghasilan utama.