JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - University of Southern California Amerika Serikat menghadapi reaksi keras usai batalkan pidato perpisahan Asna Tabassum, seorang mahasiswi Muslim yang Pro Palestina.
Pembatalan itu terkait dengan unggahan media sosialnya yang pro terhadap Palestina, dengan kritik yang menunjuk pada lonjakan Islamofobia di tengah perang Israel di Gaza.
Diketahui universitas tersebut menerima ancaman dari kelompok pro-Israel yang dilayangkan melalui email, telepon dan surat. Mereka mempertanyakan kenapa Asna dipilih untuk menyampaikan pidato perpisahan itu.
Rektor USC, Andrew Guzman, mengatakan bahwa keputusan menghapus pidato perpisahan wisuda bulan depan itu tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara. Mereka hanya ingin melindungi keamanan kampus di tengah perdebatan konflik Timur Tengah.
BACA JUGA:
- Perkembangan Informasi IKN: ASN Berangkat September 2024, Hingga Kebutuhan Pemuda Terbaik Bangsa Indonesia
- Semua ASN Akan Dipindahkan ke IKN, MenPAN-RB: Bukan Soal Pindah Tempat Kerja Saja
Merespons hal tersebut, calon pembaca pidato wisuda, Asna Tabassum, mempertanyakan alasan universitas melarangnya pidato.
“Apakah keputusan USC untuk mencabut undangan saya untuk berbicara dibuat semata-mata atas dasar keselamatan?” tanya Tabassum, seperti dilansir dari Reuters.
Asna merupakan mahasiswi jurusan teknik biomedis dengan konsentrasi minor jurusan perlawanan terhadap genosida.
“Suara-suara anti-Muslim dan anti-Palestina telah membuat saya menjadi sasaran kampanye kebencian rasis karena keyakinan saya yang tidak kenal kompromi terhadap hak asasi manusia bagi semua orang,” ungkap mahasiswi dengan nilai akademis tinggi itu.
Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya ancaman spesifik terhadap dirinya atau pun USC. “Saya terkejut dengan keputusan ini dan sangat kecewa karena universitas menyerah pada kampanye kebencian yang dimaksudkan untuk membungkam suara saya,” lanjutnya.
BACA JUGA:
- Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara, Maskapai Diimbau Beri Kompensasi Penumpang
- PT KAI Buka Lowongan Kerja Besar-besaran untuk Berbagai Macam Lulusan S1, Simak Posisi hingga Persyaratannya
“Saya tidak terkejut dengan mereka yang berupaya menyebarkan kebencian. Saya terkejut bahwa universitas saya sendiri – rumah saya selama empat tahun – telah meninggalkan saya,” ungkap Tabassum. Di kampus USC, pada Selasa, 16 April 2024, beberapa mahasiswa turut mengungkapkan kekecewaannya.
Asna telah mengumpulkan dukungan dari berbagai komunitas, dan masyarakat menyatakan ketidaksetujuan yang kuat terhadap pendirian USC yang bias.
Di X, Jodi Dean, salah satu pengguna media sosial berkomentar, "Ini keterlaluan. Solidaritas dengan Asna Tabassum."