JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Setiap berpergian, dari satu Kota ke Kota lain pasti memiliki tujuan.
Sama halnya dengan arus mudik tujuannya adalah berjumpa dengan kerabat yang mau di datangi atau yang akan dikunjungi
Pemudik memiliki tujuan utama, dalam mengikuti arus mudik untuk berjumpa dengan kedua orang tua seandainya masih hidup.
Jika orang tua sudah tidak ada lagi maka tujuannya berikutnya adalah saudara yang paling terdekat bisa paman atau bibi, maupun saudara sepupu.
Arus Mudik atau arus balik sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, yang rugi jika tidak dilakukan.
Apalagi saat fasilitas untuk mengikuti mudik dan balik, cukup tersedia, seperti badan yang sehat, finansial yang cukup serta tersedia waktu yang memadai untuk melaksanakannya.
BACA JUGA:
- Mengulik Istilah Arus Mudik dan Arus Balik saat Idul Fitri yang Jadi Tradisi Masyarakat Indonesia
- Mudik Jadi Tradisi Lebaran Khas Masyarakat Indonesia, Pemerintah Beri Perhatian Khusus
Namun demikian mudik maupun balik bukan suatu hal yang wajib, dalam arti kitapun tidak boleh memaksakan diri untuk mengikutinya jika kondisi tak mengizinkan.
Selanjutnya kita bisa menggunakan cara lain untuk tetap bersilaturahmi dengan sanak famili sambil merencanakan tahun depan akan mudik.
Pemudik dalam kegiatan arus mudik rela mengorbankan waktu, tenaga dan biaya untuk berjumpa dengan orang yang kita kita sayangi.
Tujuan dari arus mudik adalah bersilaturahmi, kepada orang terdekat, yang bisa memunculkan rasa bahagia saat idul ftri.
Dengan menyambung silaturahmi bersama keluarga, kita dapat merasakan, bahagia karena bertemu sanak-saudara, kakak maupun adik kita.
Saat mengikuti arus mudik, dan berjumpa sanak famili, selanjutnya pemudik akan mengikuti arus balik, alias pulang ke rumah masing-masing.
Sementara itu kegiataan arus balik, dengan menempuh rute perjalanan yang cukup jauh.
Bagi yang menggunakan kendaraan umum antara lain Pesawat Udara, Kereta Api, Bus, Kapal Laut perlu memperhatikan hal-hal yang harus dibawa.