JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kabar update kasus suplemen penurun kolesterol di Jepang.
Dari informasi yang didapatkan dari salah satu media di Jepang mengabarkan bahwa jumlah korban rawat inap usai mengkonsumsi suplemen penurun kolesterol terus bertambah banyak.
Melansir keterangan dari Pejabat Kementerian Kesehatan Jepang pada Selasa, 2 April 2024 menyebutkan bahwa korban yang terkait kasus suplemen setidaknya sudah sebanyak 157 yang perlu rawat inap di rumah sakit.
Data tersebut menjelaskan kenaikan yang cukup banyak saat informasi terakhir dari Kobayashi Pharmaceutical pada Jumat 29 Maret 2024 lalu atas kasus suplemen penurun kolesterol yang mengandung ragi beras merah atau 'Beni Koji'.
BACA JUGA:Bukan Flu Biasa, Ternyata Ini Fakta Tentang Flu Singapura dan Cara Pengobatannya
BACA JUGA:Ilmuwan Temukan Cara Hilangkan HIV di Sel Tubuh Tanpa Menggunakan Obat
Data tersebut juga dibenarkan oleh seorang juru bicara Kobayashi yang membenarkan kasus-kasus rawat inap, namun dirinya enggan membeberkan lebih lanjut.
Pada hari Jumat lalu, Kobayashi mengatakan bahwa pihaknya sedang melalukan penyelidikan atas tewasnya 5 korban dan diduga ada kaitannya akibat mengkonsumsi suplemen makanan yang dimaksudkan untuk menurunkan kolesterol.
Di sisi lain, pemerintah Jepang dan beberapa pihak terkait juga sedang menyelidiki apakah suplemen yang dimaksudkan tersebut bisa menyebabkan kematian dan juga masalah-masalah lain yang menyerang kesehatan organ tubuh, yang dimaksudkan adalah organ ginjal.
Sebelumnya pada 22 Maret 2024 lalu, Kobayashi Pharmaceutical mengumumkan telah menarik tiga jenis suplemen tablet yang beredar bebas di pasaran karena di duga mengandung 'Beni Koji'.
Tindakan tersebut usai konsumen melaporkan adanya masalah pada ginjal setelah mengkonsumsi jenis suplemen tablet tersebut.
Diketahui, Ragi beras merah terdiri dari beras yang difermentasi dengan kultur jamur. Ragi ini telah digunakan dalam makanan, minuman beralkohol, dan obat-obatan tradisional selama berabad-abad di Asia Timur.
Kobayashi Pharmaceutical menjelaskan bahw apihaknya telah mendeteksi adanya kandungan asam yang berpotensi menjadi racun yang dihasilkan oleh jamur di salah satu pabriknya.
BACA JUGA:Mengenal Kanker Laring, Gejala, Penyebab dan Pengobatan
BACA JUGA:Mengenal Penyakit Gaucher, Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati