JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa bantuan pangan pemerintah tidak akan membuat ketersediaan beras semakin langka di masyarakat.
Sebaliknya, bantuan pangan pemerintah berupa beras yang diberikan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat setiap bulan diharapkan dapat mengatasi permintaan beras yang tinggi.
Arief menyatakan bahwa pemberian beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat dapat membantu menahan permintaan konsumsi beras secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, ia merinci bahwa setiap keluarga penerima manfaat, jika dilihat secara individu, mencapai sekitar 89 juta orang atau hampir sepertiga populasi Indonesia.
Berbicara terkait isu kelangkaan beras yang dikaitkan dengan bantuan pangan sejak 2023, Arief menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar.
BACA JUGA:
- Jokowi Bertemu Surya Paloh Bicara Pilkada 2024? Dahlan Iskan: Kalau Divoting Pemerintah Menang
- Proyek IKN Diaudit BPK, Ini Kata Menteri Basuki Hadimuljono
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan ketersediaan stok pangan strategis melalui berbagai program.
Arief juga mengajak semua pihak untuk menantikan percepatan produksi beras nasional yang terus dipercepat oleh Kementerian Pertanian.
“Jadi tidak benar bahwa penyaluran bantuan pangan ini malah akan dapat sebabkan keterbatasan beras di pasar. Pemerintah komitmen menggencarkan melalui berbagai program demi ketersediaan stok pangan strategis di masyarakat. Kita sama-sama nantikan produksi beras nasional yang terus diakselerasi oleh teman-teman di Kementerian Pertanian,” katanya.
Menurut Arief, pemerintah terus melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas pasokan beras di Indonesia.
Dengan stok nasional sebesar 1,4 juta ton, termasuk 107 ribu ton beras dari petani dalam negeri yang telah diserap, serta 7,5 ribu ton stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPP) hingga pekan kedua Februari.
Langkah-langkah telah diambil oleh NFA dan BUMN bidang pangan untuk mengantisipasi panen padi mendatang yang diharapkan mencapai 3,51 juta ton pada Maret dengan luas panen 1,15 juta hektar.
BACA JUGA:
- Deretan Partai Terancam Gagal ke Senayan, Caleg Kecewa Suara Pemilih Hangus
- Soroti Kasus Bullying di Binus Serpong, Menko PMK Minta Guru Waspada dan Awasi Geng Sekolah
Fokus utama saat ini adalah memastikan harga beras di tingkat petani tetap stabil, mengingat nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP) saat ini berada di angka yang baik.
"Sekarang fokus kita dalam menghadapi panen nanti adalah bagaimana tetap menjaga harga di tingkat petani agar tidak jatuh. Harga beras hari ini tentu karena NTPP (Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan) saat ini sangat baik, di angka 116,16," ujarnya.