“Sebenarnya almarhum ini skrining awal itu bagus. Mulai dari tensi, gula darah, hingga tidak ada faktor risiko kalau dilihat dari kondisi badan,” tuturnya.
Ia mengakui, petugas pemilu kurang istirahat yang cukup bahkan telat asupan makanan.
“Tidak tidur itu kelelahan yang berat. Apalagi pagi-pagi itu pukul 05.30 WIB sudah persiapan untuk dibuka TPS pukul 07.00 WIB, sehingga makan itu bisa siang pas waktu istirahat, ” katanya.
Sementara itu, Juju merupakan adik Jajang Safaat menyampaikan, almarhum sebelum pelaksanaan pencoblosan yaitu H-1 sudah terlihat lelah, namun tidak pernah dirasa.
“Itu (almarhum) kurang istirahat. Hari Selasa (H-1 sebelum pencoblosan) juga tidak enak badan, tapi tidak dirasa,” ungkapnya.
Jajang Safaat meninggalkan seorang istri Siti dan kedua buah hatinya Sandi Wijaya (24) dan Gunawan Sanjaya (14).
Jajang juga meninggalkan kenangan di lingkungannya karena merupakan salah satu sesepuh dan telah menjadi RT lebih dari 5 tahun.