Melalui cara ini India berhasil meningkatkan kesehatan gizi, utamanya anak-anak dan bahkan terbukti mempunyai dampak antar generasi, dimana lebih sedikit anak-anak pendek yang lahir dari perempuan yang mendapat manfaat dari program makanan sekolah, yang merupakan tanda umum kekurangan gizi.
3. Swedia
Swedia bersama negara tetangganya di Skandinavia dalam menyajikan 260 juta makanan hangat per tahun untuk siswa berusia 7-16 tahun.Sebagian besar anak berusia 16-19 tahun.
Penelitian terhadap skema di Swedia menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan ini tidak hanya meningkatkan pencapaian pendidikan mereka. Namun juga menjadi lebih sehat seiring pertumbuhan mereka.
Anak-anak dari keluarga dengan pendapatan terendah yang menerima makanan sekolah gratis selama sembilan tahun. Meningkatkan pendapatan seumur hidup mereka sebesar 6% sehingga menghasilkan rasio manfaat terhadap biaya sebesar 7:1.
4. Negara-negara Afrika
Negara-negara Afrika memberi makan gratis antara lain Benin, Kenya sama-sama berkomitmen terhadap visi jangka panjang penyediaan makanan sekolah universal.
Sementara Rwanda telah meningkatkan cakupan penyediaan makanan sekolah dari 660.000 menjadi 3,8 juta di sekolah dasar dan menengah.
Pendanaan untuk perluasan makanan sekolah sebagian besar diambil dari anggaran dalam negeri.
5. Inggris
Baik Skotlandia dan Wales memimpin upaya ini di Inggris. Skolandia menyediakan makanan sekolah gratis untuk siswa-siswa usia dasar di P1-P5 dan ini akan diperluas, hingga P6-P7 di tahun-tahun mendatang.
Sementara Wales berkomitmen memperkenalkan makanan pokok universal selama tiga tahun ke depan. London juga bergabung dengan kelompok elite ini dengan Walikota London yang mengumumkan pendanaan untuk semua makanan utama di seluruh London untuk tahun ajaran 2023/2024.
Sementara di Inggris , siswa berusia 3-7 tahun menerima makanan sekolah gratis secara universal. Namun dipindahkan ke sistem yang sudah teruji kemampuannya mulai tahun ke-3.
6. Brazil
Brazil menyediakan makanan sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah sejak 1940-an. Namun pada tahun 2009 mereka memperlakukan program tersebut untuk memenuhi kebutuhan semua anak yang totalnya ada sekitar 40 juta anak.
Program ini dilakukan sebagai respon terhadap semakin banyaknya bukti bahwa makanan sekolah gratis membantu mengatasi obesitas. Termasuk meningkatkan pendidikan gizi.