JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kue keranjang melambangkan kemakmuran.
Kata 'nian gao' terdengar seperti 'semakin tinggi dari tahun ke tahun'.
Karena itu kue ini melambangkan peningkatan diri dari tahun ke tahun, baik dalam pekerjaan, bisnis, keluarga dan pendidikan.
Untuk alasan tersebut, memakan kue keranjang selama periode Tahun Baru Imlek dianggap akan membawa keberuntungan.
Konon, kue yang mirip dengan dodol ini juga memiliki makna kekeluargaan.
Hal itu dapat dilihat dari bentuk kue keranjang yang seperti lingkaran.
Bentuk inilah yang menandakan kekeluargaan yang erat dan tak mudah dipisahkan.
Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang juga disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe.
Kue ini mendapatkan sebutan kue keranjang karena wadah cetakannya memang berbentuk keranjang.
Kue keranjang awalnya digunakan sebagai sesaji untuk para leluhur pada upacara sembahyang yang dilaksanakan tujuh hari menjelang tahun baru Imlek dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek.
BACA JUGA:
- Fahri Hamzah Puji Ketulusan Prabowo Minta Maaf Usai Debat Terakhir Capres: Tokoh Pemersatu Bangsa
- Jelang Perayaan Imlek, Kelenteng Hok Teng Tong di Pusat Kota Jepara Dibersihkan
Sebagai sesaji untuk para leluhur, maka kue ini biasanya tidak dimakan hingga hari perayaan Cap Go Meh, yaitu makam ke-15 setelah tahun baru Imlek.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, kue keranjang awalnya ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan para Dewa Tungku, agar para Dewa membawa laporan yang menyenangkan pada Sang Raja Surga.
Kue keranjang memiliki makna tersendiri jika dilihat dari bentuknya yang bulat, yakni agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu, rukun dan memiliki tekad yang bulat dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Sementara mengutip dari laman jatengprov.go.id, tekstur kue keranjang yang lengket memiliki makna agar tradisi tersebut dapat semakin mempererat hubungan satu sama lain.