Hal ini diartikan sebagai turunnya berkah dari langit. Bunga Mei Hwa adalah bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im menjelang Imlek.
Selain itu, hujan pada perayaan Imlek yang dianggap sebagai simbol keberuntungan tak lepas dari sejarah etnis Tionghoa yang mayoritas bekerja sebagai petani.
Mereka menggantungkan hidup dengan berkebun, sehingga hujan dianggap sebagai berkah.
Konon, perayaan Imlek berawal dari cara petani Tiongkok menyambut musim semi. Perayaan rasa syukur itu dilakukan karena mereka merasa dipenuhi keberkahan, mulai dari hasil panen melimpah hingga musim semi yang indah.
Perayaan Imlek bahkan juga dikenal sebagai Festival Musim Semi. Hingga kini, Tahun Baru Imlek yang identik dengan hujan tak hanya dilihat sebagai hari raya keagamaan, tetapi juga sebagai tradisi dan budaya turun-temurun.
Berikut ini ulasan perihal Mengapa Imlek Identik dengan Hujan
1. Merupakan Puncak Musim Penghujan
Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Laode Nurdiyansyah menjelaskan, alasan mengapa Imlek identik dengan hujan.
Ia menjelaskan, secara umum bulan Desember-Januari-Februari memang periodenya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Terlebih pada bulan Januari-Februari, yang biasanya menjadi puncak Imlek juga merupakan puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia.
2. Mitos Tradisi Tionghoa
Orang Tionghoa percaya turunnya hujan ketika Imlek membawa keberkahan atau datangnya rezeki bagi mereka.
Sebagian orang juga mempercayai bahwa hujan ketika Imlek 2024 adalah jawaban dari persembahyangan mereka di tahun yang baru.