JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Konsolidasi industri dalam kawasan operator telekomunikasi baru baru ini tercium angin segar. Pasalnya, sinyal perkawinan antara PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) mulai samar-samar terlihat.
Hal ini juga diyakinkan oleh Head of External Communication XL, Henry Wijayanto, yang mengatakan pihaknya mendukung konsolidasi industri.
Selain itu, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy memproyeksikan, operator telekomunikasi akan semakin ramping menjadi tiga bahkan dua operator. Menurut dia, industri telekomunikasi akan lebih efektif.
Namun, Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyampaikan kesepakatan aksi korporasi bukan wewenang manajemen, semuanya diserahkan kepada pemegang saham pengendali FREN.
BACA JUGA:
- Pengamat Bisnis: Prospek Kinerja Tokopedia Dinilai Lebih Cerah Usai Diakuisisi Tiktok
- Intip Gurita Bisnis Starbucks yang Diboikot Karena Dianggap Dukung Israel: Punya 523 Gerai dan 4 Ribu Lebih Karyawan di Indonesia
Pada saat ini, diketahui bahwa evaluasi penjualan pasar saham FREN cukup rendah, berkisar di bawah Rp 50 saja. Meskipun sudah mendengar kabar burung tersebut, namun Merza belum dapat memberikan kepastian.
Di sisi lain, meskipun tidak secara terang terangan namun pihak XL Axiata sudah siap melakukan penjajakan, namun aksi korporasi berupa konsolidasi ini belum juga mendapatkan keputusan.
Beberapa waktu yang lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie menyarankan agar Indonesia sebaiknya hanya memiliki tiga operator saja agar industri telekomunikasi lebih efisien dan sehat. Dia mencontohkan banyak negara juga memiliki tiga operator saja.
Untuk saat ini, Indonesia memiliki lima operator. Yakni ada Telkomsel, XL Axiata, Smartfren, Axis, dan Indosat Ooredoo Hutchison yang merupakan hasil merger Indosat sert Tri.
Tak hanya pada kasus merging XL dengan Smartfren saja, Budi Arie juga mendorong aksi korporasi tersebut di layanan operator lainnya.