Update Kondisi Jepang Pasca Dihajar 21 Gempa, Kesaksian WNI dan Respon KBRI

Selasa 02-01-2024,12:30 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

Sebuah informasi tambahan juga muncul dari WNI di Jepang lainnya.

Seorang WNI di Jepang, Dian Novitasari mengatakan bahwa dia dan keluarganya memutuskan untuk mengungsi karena alarm peringatan terus menyala.

Saat ini, dia bersama keluarga dan 12 orang lainnya mengungsi ke masjid tersebut yang lokasinya lebih tinggi daripada kawasan lainnya. 

Dia mengatakan ada juga WNI yang mengungsi di aula-aula publik milik pemerintah setempat.

Menurut Dian, karena tidak banyak barang di masjid tersebut, hanya buku-buku dan Al Quran yang jatuh ke lantai.

Dian mengatakan dia dan keluarganya tidak berada di rumah saat gempa yang berpotensi tsunami itu melanda. Ketika tiba di tempat tinggal mereka di lantai 3, dia melihat barang-barang sudah berjatuhan ke lantai.

"Tadi saya pulang, mixer menyala berputar-putar, kaca-kaca terbuka sebagian, televisi semua jatuh ke lantai," kata Dian pada Senin 1 Januari 2024.

Guncangan dahsyat juga sempat dirasakan WNI di prefektur lain seperti Tottori. Sejumlah WNI di Prefektur Toyama juga tengah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Pemerintah setempat mengimbau agar pengungsi tetap di area pengungsian dan tidak boleh pergi ke tempat yang lebih rendah. Kapal-kapal terpantau sudah meninggalkan pelabuhan.

Saat ini masih terjadi gempa susulan dan berpotensi tsunami. Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa tinggi tsunami bisa mencapai lima meter.

Gelombang tsunami akibat gempa tersebut kemungkinan bisa menjangkau 300 kilometer dari pusat gempa.

Hingga kini, Kedutaan Besar RI di Tokyo masih berusaha memastikan jumlah WNI yang terdampak dan menjadi korban. Selain itu juga memfasilitasi bantuan apapun yang dapat diberikan.

"KBRI masih pastikan kondisi mereka," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha kepada wartawan, Selasa 2 Januari 2024.

 

Kategori :