5. Jakarta Utara
- Pagi: Cerah Berawan
- Siang: Cerah Sore: Cerah
- Malam: Cerah Berawan
- Dini Hari: Cerah Berawan
6. Kepulauan Seribu
- Pagi: Cerah Berawan
- Siang: Cerah
- Sore: Cerah
- Malam: Cerah Berawan
- Dini Hari: Cerah Berawan
7. Kota Bogor
- Pagi: Cerah Berawan
- Siang: Cerah Berawan
- Sore: Cerah Berawan
- Malam: Cerah Berawan
- Dini Hari: Cerah Berawan
8. Kota Depok
- Pagi: Cerah Berawan
- Siang: Cerah Berawan
- Sore: Cerah Berawan
- Malam: Cerah Berawan
- Dini Hari: Cerah Berawan
9. Kota Tangerang
- Pagi: Cerah
- Siang: Cerah Berawan
- Sore: Berawan
- Malam: Berawan
- Dini Hari: Berawan
10. Kota Bekasi
- Pagi: Cerah Berawan
- Siang: Cerah Berawan
- Sore: Cerah Berawan
- Malam: Cerah Berawan
- Dini Hari: Cerah Berawan
BACA JUGA:Waspada! Bencana Ini Mengintai Indonesia, BMKG: Tandanya Sudah Muncul
BACA JUGA:Waspada! BMKG Rilis Daftar Kabupaten dan Kota yang Rawan Banjir pada Desember 2023, Mana Saja?
Mengapa kita sangat perlu mengetahui prakiraan cuaca?
Prakiraan cuaca memungkinkan orang untuk merencanakan dan mengambil tindakan pencegahan terhadap berbagai bencana alam, seperti banjir dan angin topan sehingga dapat meminimalkan dampaknya cuaca buruk seperti hujan deras atau angin kencang dapat merusak properti dan menyebabkan kematian, oleh karena itu jika ada.
Intensitas Hujan Mulai Menurun
Berikut ini penyebab suhu panas dan cukup terik pada siang hari yang terjadi dalam sepekan terakhir, menurut analisis BMKG.
Dalam sepekan terakhir, kondisi suhu panas dan cukup terik pada siang hari terjadi di beberapa wilayah, terutama di sekitar selatan ekuator.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kondisi cuaca panas tersebut secara umum dipicu oleh dominasi cuaca cerah pada siang hari di sebagian besar wilayah di Jawa hingga Nusa Tenggara.
"Berdasarkan citra satelit cuaca terlihat dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa atau Indonesia bagian selatan tidak terdapat tutupan awan, sehingga sinar Matahari intens/optimum langsung ke permukaan Bumi," katanya.
Kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara turut dipicu oleh aktivitas pola tekanan rendah di sekitar Laut China Selatan yang menyebabkan berkurangnya aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator.