JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Majelis Umum PBB menuntut gencatan senjata sesegera mungkin dengan alasan kemanusiaan dalam konflik Israel - Palestina.
Dari total 193 anggota Majelis Umum PBB, lebih dari tiga perempatnya mendukung gencatan senjata kemanusiaan di jalur Gaza, yang telah diveto oleh Amerika Serikat di Dewan Keamanan pekan lalu.
Resolusi tersebut akhirnya tersebut memperoleh 153 suara mendukung, 10 negara menolak dan 23 negara abstain.
Di antara negara yang abstain yaitu Inggris, Argentina, Italia, dan Ukraina.
Di antara negara yang menolak selain Israel dan Amerika Serikat terdapat negara tetangga Indonesia.
Berikut daftar 10 negara yang tolak gencatan senjata terkait perang Israel-Palestina di PBB:
- Austria
- Ceko
- Guatemala
- Israel
- Liberia
- Mikronesia
- Nauru
- Papua Nugini
- Paraguay
- Amerika Serikat
BACA JUGA:
- Ini Alasan AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Israel - Palestina, Menlu Retno : Indonesia Tidak Akan Menyerah
- Gencatan Senjata Berakhir, Pemukiman Gaza Kembali Menjadi Neraka, Ratusan Penduduk Palestina Tewas
Mengutip CNN, voting dilakukan setelah Mesir menggunakan resolusi 377A untuk mendesak Majelis Umum PBB membahas situasi di Gaza yang makin mengkhawatirkan.
Resolusi 377A itu dipakai Mesir demi "melawan" Amerika Serikat yang memveto draf resolusi Dewan Keamanan PBB terbaru terkait gencatan senjata di Gaza pada pekan lalu.
Sebelum pemungutan suara di PBB, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada acara penggalangan dana untuk kampanye pemilihannya kembali pada tahun 2024 bahwa Israel kehilangan dukungan internasional karena "pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi."
Resolusi-resolusi Majelis Umum tidak bersifat mengikat namun mempunyai bobot politik, mencerminkan pandangan global mengenai perang.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah lama menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dan pekan lalu melakukan tindakan yang jarang dilakukan, yaitu memperingatkan Dewan Keamanan mengenai ancaman global yang ditimbulkan oleh perang tersebut.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Majelis Umum sebelum pemungutan suara bahwa ada beberapa aspek dari resolusi yang didukung AS, seperti kebutuhan untuk segera mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, melindungi warga sipil, dan membebaskan sandera.
Namun dia menambahkan gencatan senjata apapun saat ini hanya bersifat sementara dan paling buruk berbahaya bagi Israel, yang dianggap akan menjadi sasaran serangan tanpa henti.
"Dan juga berbahaya bagi warga Palestina, yang berhak mendapatkan kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri, bebas dari Hamas," katanya, dilansir Reuters, Rabu 13 Desember 2023.