JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kelompok teroris ISIS mengaku bahwa peristiwa pengeboman pada saat misa di gereja katolik Filipina merupakan ulah mereka.
Peristiwa tersebut terjadi tepatnya di bagian gimnasium Universitas Negeri Mindanao di Marawi, Filipina pada Minggu 3 Desember 2023 pagi.
ISIS mengklaim hal tersebut lewat pernyataan yang dikirim lewat Telegram.
"Tentara kekhalifahan meledakkan alat peledak di sebuah pertemuan besar umat Kristen... di kota Marawi," kata ISIS, seperti diberitakan AFP, Minggu 3 Desember 2023.
Sebanyak empat orang dilaporkan tewas dan 50 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan bom yang terjadi saat misa Katolik itu.
Kepala Polisi Daerah Allan Nobleza sebelumnya menyatakan sedang menyelidiki apakah serangan bom itu berasal dari bom rakitan atau pelemparan granat.
Selain itu, pejabat senior polisi Emmanuel Peralta mengatakan kepolisian menemukan pecahan mortir 166 di tempat kejadian perkara (TKP).
BACA JUGA:Ledakan Bom di Filipina Tewaskan 3 Orang saat Perayaan Misa di Gimnasium Universitas Mindanao
BACA JUGA:Film Biografi Sang Pembuat Bom Atom Terhadap Jepang – Oppenheimer
Terkait dengan serangan tersebut, Universitas Negeri Mindanao mengutuk tindakan kekerasan. Pihak kampus juga sudah meliburkan kelas-kelas dan mengerahkan lebih banyak personel keamanan di kampus.
"Kami berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Kristen kami dan semua orang yang terkena dampak tragedi ini," jelas universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
Gubernur Mamintal Adiong tampak mengunjungi korban pemboman yang terluka di fasilitas medis.
Hal itu ditampilkan melalui unggahan foto di halaman Facebook provinsi Lanao del Sur.
Insiden tersebut terjadi setelah militer Filipina melancarkan serangan udara pada hari Jumat, 1 Desember 2023 lalu yang menewaskan 11 militan Islam dari organisasi Dawlah Islamiah-Filipina di Mindanao.
Pihak militer, pada Sabtu, 2 Desember 2023, mengatakan bahwa kelompok tersebut berencana melancarkan serangan di Provinsi Maguindanao del Sur.