JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Wabah pneumonia di China telah menggemparkan masyarakat dan dunia, termasuk Indonesia.
Pada Oktober 2023, China melaporkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut pada anak-anak, salah satunya adalah pneumonia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa mayoritas kasus pneumonia di China disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang terjadi pada organ paru-paru, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Penyakit pneumonia ini ditandai dengan adanya peradangan pada jaringan paru-paru yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk berdahak, demam tinggi, sesak napas, nyeri dada, dan kelelahan.
BACA JUGA:
- Mengenal Penyakit Pneumonia yang Misterius di China, dan Juga Gejalanya
- Update Kasus Pneumonia di Indonesia, Kemenkes: Belum Ada Lonjakan, Namun Ada Gejala yang Mirip di Beberapa Wilayah
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia dapat bervariasi, tergantung pada jenis patogen yang menyebabkan penyakit ini.
Gejala yang umum terjadi adalah batuk yang disertai dahak, demam tinggi, sesak napas, nyeri dada ketika bernapas atau batuk, kelelahan yang berlebihan, dan menggigil.
Pada bayi dan anak-anak yang lebih kecil, mereka mungkin mengalami gejala seperti penolakan untuk makan, mual dan muntah, serta penurunan tingkat energi. Penyebab utama pneumonia adalah infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur.
Penyebab Pneumonia
Di China, Mycoplasma pneumoniae menjadi penyebab utama pneumonia pada anak-anak. Bakteri ini dapat menyebar melalui tetesan droplet dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.
Selain itu, virus seperti virus influenza dan virus respiratory syncytial (RSV) juga dapat menyebabkan pneumonia.
Jamur seperti Cryptococcus neoformans dan Pneumocystis jirovecii juga dapat menjadi penyebab pneumonia pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah.
BACA JUGA:
- Update Wabah Pneumonia: Dua Negara Sudah Laporkan Lonjakan Kasus Misterius ke WHO
- Epidemi Pneumonia di China Dikhawatirkan Mengulang Sejarah Pandemi Covid