JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Tidur siang bagi umat muslim ternyata sudah ada petunjuknya. Tidur siang dalam bahasa Arab juga disebut dengan qailulah.
Tidur siang ala nabi Muhammad SAW sudah di pesankan kepada umatnya dalam hadits nabi yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA.
Rasulullah bersabda, "Tidurlah sesaat (pada siang hari), karena setan tidak pernah tidur." (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Awsath, dan Abu Nu'aim dalam Al-Thib).
Qailulah sendiri merupakan jenis tidur sebentar yang dilakukan di siang hari. Waktu pelaksanaannya biasanya dilakukan mulai dari pukul 11.00 siang hingga menjelang pukul 14.00.
BACA JUGA:
- Inilah Anjuran dan Hukum Puasa Mutih Dalam Islam yang Harus Kita Ketahui
- Mengenal Qharqad, Pohon Pelindung Bangsa Yahudi yang Dihadistkan Nabi Muhammad SAW Jelang Akhir Jaman
Namun, qailulah yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah pada waktu siang hari sebelum sholat zuhur atau sesudahnya. Hal ini dikutip dari buku Back To Sunnah: Teori dan Kajian Empiris Kesehatan oleh Haerawati Idris.
Dijelaskan dalam buku tersebut, pada waktu yang telah disebutkan tadi, terjadi peningkatan suhu dari terik matahari. Panas tersebut dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kulit apabila terpapar sinar matahari langsung.
Sehingga tidur siang di waktu tersebut dapat menjadi aktivitas yang dapat dilakukan sebagai upaya menghindari dampak buruk paparan sinar matahari.
Tidur siang ini dilakukan dengan lama durasi waktu antara 10 sampai 20 menit. Walaupun singkat, namun dapat memberikan efek yang baik bagi tubuh.
Nadiah Thayyarah melalui Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah menjelaskan, ilmu pengetahuan modern telah membuktikan tidur sesaat pada siang hari (qailulah) sangat bermanfaat dalam menambah produktivitas dan stamina seseorang.
Manfaat Qailulah untuk Kesehatan
Berdasarkan buku Kitab Pedoman Pengobatan Nabi oleh Agus Rahmadi dan M. Biomed, kata "tidur" disebut lebih dari 10 kali dalam Al-Qur'an.
Tidur siang juga disebut dalam Al-Qur'an sebagai bagian dari kecenderungan alamiah manusia yang Allah SWT rancang dengan baik. seperti dalam surat Ar-Rum ayat 23:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَArtinya: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan."
Imam Al-Ghazali mengatakan dalam Kitab Bidayatul Hidayah, menurut pandangan Islam, tidur siang merupakan sebuah kompensasi atas ibadah yang akan dilakukan pada malam harinya.
"Jadi ketika kita tidur siang dengan niat qailullah, tak ubahnya kita mengambil jatah tidur nanti malam, karena pada malam hari nanti kita hendak berjaga untuk beribadah kepada Allah," jelas Imam Ghazali.